Semarang (ANTARA News) - Sejak mantan Presiden Soeharto sakit dan dirawat di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) Jakarta 4 Januari 2008, penduduk sekitar Makam Astana Giribangun, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah meraih rezeki melimpah. Keterangan yang dihimpun di lokasi Astana Giribangun hingga Selasa menunjukkan, sejak Pak Harto dirawat di RSPP, kompleks pemakaman tempat Ibu Tien Soeharto dikebumikan ini banyak dikunjungi warga luar daerah, bahkan puluhan pekerja media menyewa tempat tinggal warga sejak tiga minggu lalu. Sejumlah stasiun televisi swasta nasional menyewa rumah penduduk untuk menginap para pekerja media dan menempatkan mobil operasional liputan outside broadcasting (OB) van. Pawiro, 70 tahun, pemilik rumah dan warung makan yang berada di kaki Bukit Mangadeg meraih tambahan penghasilan Rp700 ribu dari hasil menyewakan ruang seluas 21 meter persegi selama dua pekan. Selain itu, warung makan yang menyajikan hidangan nasi pecel dan soto miliknya itu juga menjadi tujuan para pekerja media untuk makan pagi, siang, dan malam. Bukit Mangadeg bersebelahan dengan Bukit Ngipik, tempat Makam Astana Giribangun didirikan. "Selama dua minggu sejak Pak Harto sakit, warung ini memang ramai namun sekarang sudah agak sepi karena banyak wartawan yang sudah meninggalkan Giribangun," kata Ny. Pawiro. Dari hasil menjual nasi pecel, soto, makanan gorengan, dan minuman panas, katanya, dalam sehari ia mengaku bisa meraih omzet penjualan lebih dari Rp150 ribu. Pada hari biasa, rata-rata hanya Rp50 ribu hingga Rp75 ribu. Toko kelontong milik Tanto juga mengalami kenaikan penjualan selama Astana Giribangun banyak didatangi pengunjung. Tanpa mau menyebutkan omzet penjualan, ia mengakui mengalami kenaikan penghasilan. Pardi, juru parkir di Makam Astana Mangadeg juga mengaku bisa membawa pulang uang lebih banyak dibanding hari-hari biasa. Pada hari biasa, Pardi dan kawan-kawan hanya mengandalkan hasil dari pengunjung yang tirakat semalam suntuk di Astana Mangadeg, tempat Pangeran Sambernyawa dikebumikan. Ia mengatakan, pada hari biasa hanya membawa pulang sekitar Rp20 ribu per hari namun selama tiga pekan terakhir ini bisa membawa pulang lebih dari Rp30 ribu. "Jumlah pengunjung memang lebih ramai dibanding sebelum Pak Harto `gerah` (sakit)," katanya. Meskipun memperoleh tambahan penghasilan, mereka mengharapkan Pak Harto bisa segera sembuh. "Saya berdoa Pak Harto lekas sembuh," kata Ny. Pawiro dalam bahasa Jawa. Suasana di kompleks Makam Astana Giribangun saat ini jauh lebih sepi dibanding dua pekan lalu. Meski demikian, sejumlah personel polisi dan militer tetap bersiaga di Kantor Pengelola Makam Astana Giribangun. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008