Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, terjun bebas 7,70 persen untuk berada di level 2.200 yang merupakan penurunan terbesar dalam lima tahun terakhir setelah bom Bali 2002. IHSG ditutup turun tajam 191,355 poin berada di 2.294,524 yang merupakan level terendah sejak 21 September 2007 yang berada di 2.299,590. Sedangkan indeks LQ45 terguling 45,687 poin (8,65 persen) di posisi 482,739, level terendah sejak 21 September 2007 yang ditutup di 483,890. Direktur PT Asia Kapitalindo Sekuritas Harry Kurniawan kepada ANTARA News mengatakan, penurunan indeks BEI karena kekhawatiran akan melemahnya pertumbuhan perekonomian dunia, berdampak negatif terhadap arah bursa regional dan BEI. Menurut Harry, kondisi perekonomian AS saar ini memang mengkhawatirkan bagi investor asing yang berhadapan langsung dengan situasi ini, sehingga mereka melakukan aksi realisasi keuntungan secara besar-besaran. "Ini murni sentimen pasar saja, dan memang wajar dengan kenaikan indeks yang sudah cukup besar banyak para pelaku pasar memanfaatkan momen ini untuk melakukan rebalancing portfolio(penyeimbangan kembali portofolionya)," katanya. Dia berharap, pelaku pasar Indonesia tidak terlalu panik, karena perekonomian Indonesia jauh dari resesi. "Untuk ke resesi kita masih jauh... dan sebenarnya hubungan perekonomian Indonesia dengan AS kecil, sehingga kita tidak perlu panik. Mereka (investor asing) melakukan pembobotan ulang dan jangan khawatir resesi," tambahnya. Pasar-pasar global yang sebagian besar turun karena kekhawatiran ekonomi AS akan tergelincir ke dalam sebuah resesi telah berkembang memicu kecemasan terhadap ekonomi global. Kondisi ini telah membuat bursa kawasan Asia, seperti bursa Tokyo dengan indeks Nikkei 225 terkoreksi 5,65 persen (752,89 poin) ke 12.573,04, bursa Hongkong dengan indeks Hang melemah 2.061,22 poin (8,65 persen) di 21.757,63 dan Bursa Singapura dengan indeks Straits Time terpuruk 50,59 poin (1,73 persen) di 2.866,55. Pergerakan saham di pasar di BEI didominasi yang turun sebanyak 233 dibanding yang naik hanya 14 sedangkan 25 stagnan dan 179 efek tidak aktif diperdagangkan. Anjloknya indeks dipimpin turunnya hampir semua saham-saham unggulan, seperti Bumi Resources turun Rp350 ke posisi Rp4.700, Aneka Tambang terkoreksi Rp400 jadi Rp2.925, Telkom terkikis Rp500 jadi Rp8.400, Astra Internasional terpuruk Rp2.400 ke harga Rp22.500, Bank Mandiri turun Rp225 ke Rp2.625 dan Bakrie Plantations melemah Rp275 menjadi Rp2.050. Transaksi yang terjadi sebanyak 75.183 kali dengan volume 4,701 miliar saham dan nilai Rp6,913 triliun. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008