Jakarta (ANTARA News) - Warga Marunda Pulo, Jakarta Utara, meminta pemerintah untuk melakukan peninggian tanggul, setelah sejak tiga hari lalu sekitar 150 rumah di kawasan itu terendam air akibat gelombang pasang atau rob. Ke-150 rumah tersebut berada di tiga RT RW 07, yakni, RT 01, 02 dan 03, dengan ketinggian air antara lima sampai 10 centimeter. Kasubsi Prasarana Umum Kelurahan Marunda, Maryono, di Jakarta, Rabu, mengatakan, ketinggian tanggul di Marunda Pulo saat ini, satu meter dari pemukaan air dan sudah dilewati oleh gelombang pasang. "Belum lagi, tanah di bawah tanggul itu seringkali longsor akibat adanya pengerukan dan pembangunan di Kawasan Berikat Nasional (KBN) Marunda," katanya. Pihaknya sudah mengirimkan surat pengajuan permintaan peninggian tanggul yang idealnya ditambah satu meter itu ke pihak Kecamatan Marunda pada Selasa (22/1). Panjang tanggul yang ada itu, sekitar 150 meter. Untuk sementara ini, kata dia, warga hanya melakukan kerja bakti berupa perbaikan saluran air, guna memperlancar aliran air limpahan gelombang laut. "Genangan yang terjadi pada Rabu (23/1) berlangsung sejak 08.00 WIB dan surut kembali pada 11.00 WIB dengan ketinggian antara lima sampai 10 centimeter," katanya. Pihaknya juga saat ini sudah menyiapkan lokasi pengungsian bagi warga, seperti, di pos polisi (pospol) yang lokasinya lebih tinggi dari perumahan warga. Sementara itu, Kepala Subdinas Penerapan Lingkungan Jawatan Hidrologi Oseanografi TNI AL, Kolonel TNI Dede Yuliadi, mengatakan, berdasarkan prakiraan maka gelombang pasang itu akan berlangsung sampai 24 Januari 2008 dan ketinggiannya satu meter. "Permasalahannya terkait dengan ketinggian tanggul saja yang pendek, hingga tidak bisa menahan gelombang pasang," katanya. Terlebih lagi, kondisi daratannya yang turun akibat penyedotan air tanah serta tanahnya jenis Alluvium, seperti, oleh pabrik hingga memudahkan terjadinya genangan air. "Setiap tahunnya terjadi penurunan daratan sebesar sembilan milimeter/tahun. Diperkirakan pada 25 Januari 2008, ketinggian gelombang pasang akan turun kemudian terjadi lagi dua minggu ke depan," katanya. Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Tuwamin Mulyono, mengatakan, gelombang pasang yang terjadi saat ini, merupakan, kondisi normal akibat bulan purnama atau bulan mati. "Jika terjadi genangan air yang ada di sejumlah lokasi, terkait dengan kondisi lingkungannya," katanya. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008