Jenewa (ANTARA News) - Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Kamis mencela "pelanggaran gawat" oleh Israel di Gaza dan menuntut pengepungan sepekan itu dicabut. Dewan beranggota 47 negara itu meluluskan resolusi usul negara Arab dan Muslim dengan suara 30 negara menerima dan satu menolak dengan 15 absten. Satu perutusan absen. Itu kali ketiga forum Jenewa tersebut, yang dibentuk pada Juni 2006, mengecam Israel dalam sidang khusus darurat, yang diadakan untuk membahas keadaan di wilayah Palestina itu. Dewan Keamanan Perserikatan Bansga-Bangsa dijadwalkan bertemu lagi guna membahas rancangan pernyataan bertujuan membantu mengahiri bencana kemanusian, yang bertambah parah akibat penutupan Israel atas Jalur Gaza, kata beberapa diplomat badan dunia itu pada Rabu. Giadalla Ettalhi dari Libya, yang memegang jabatan Presiden Dewan Keamanan untuk Januari, mengatakan kepada wartawan bahwa para ahli menyelesaikan naskah, yang "disepakati hampir 14 anggota", dan satu perutusan "menyampaikan perlu merujuk ke sumber masalah". Ettalhi tak bersedia mengungkapkan nama anggota itu, tapi beberapa diplomat, yang tak bersedia disebutkan jatidiri mereka, mengatakan negara tersebut adalah Amerika Serikat, sekutu kuat Israel. Pensahan pernyataan presiden, yang tak mengikat, memerlukan persetujuan semua anggota Dewan Keamanan. Dutabesar Afrika Selatan di Perserikatan Bangsa-Bangsa Dumisani Kumalo mengatakan naskah tersebut, yang diajukan Libya, telah diubah guna mencakup semua bidang, termasuk masalah roket, yang ditembakkan ke wilayah Israel. Kumalo mengatakan Dewan Keamanan direncanakan bertemu lagi Kamis, pukul 11.00 waktu setempat (23.00 WIB), guna berusaha mencapai kesepakatan. Bentuk terahir rancangan naskah tersebut menyampaikan keprihatinan mendalam mengenai kian buruk keadaan kemanusiaan di Jalur Gaza akibat blokade Israel itu. Rancangan itu menyeru semua pihak segera menghentikan semua kekerasan, termasuk penembakan roket ke wilayah Israel dan semua kegiatan bertolak belakang dengan hukum antarbangsa serta membahayakan rakyat jelata, rujukan pada pengepungan Israel, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008