Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia menggelar "resepsi terima kasih" di Balai Sudirman, Jakarta, Kamis malam, atas keterlibatan 34 negara dan lebih dari 600 LSM dalam proses tanggap darurat di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Nias pasca-bencana tsunami 2004. "Dengan semua dukungan tersebut, apresiasi yang tinggi dan ucapan terima kasih yang mendalam harus disampaikan kepada semua sahabat Indonesia yang telah membantu bahu-membahu untuk membuat Aceh dan Nias lebih baik lagi," kata kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias Kuntoro Mangkusubroto. Menurut Kuntoro, kemitraan global tersebut sudah terjadi sejak pasca-bencana, tanggap darurat dan sampai pada proses rehabilitasi dan rekonstruksi yang sedang berlangsung saat ini. Disebutkan bahwa pada masa tanggap darurat 34 negara terlibat secara langsung dan mengirimkan lebih dari 16 ribu tentara, 117 tim media, sembilan kapal induk, 14 kapal perang dan puluhan pesawat udara dan helikopter. Banyak kalangan yang menilai bahwa operasi tanggap darurat di Aceh dan Nias adalah operasi militer nonperang terbesar dalam sejarah. Sementara itu, dukungan pada proses rehabilitasi juga diberikan oleh 600 LSM, 40 negara donor dwipihak maupun multilateral, dan 27 badan PBB yang semuanya mengelola lebih dari 12 ribu proyek. Dukungan internasional juga terlihat dari besarnya komitmen bantuan dana yang mencapai 6,4 miliar dolar AS yang terealisasi dari total 7,2 miliar dolar AS yang dijanjikan. Sampai akhir Desember 2007, jumlah rumah baru yang telah dibangun mencapai 104.287 unit dari 120 ribu rumah yang harus dibangun. Lahan pertanian yang telah selesai direhabilitasi seluas 64.019 hektar, panjang jalan yang telah selesai sepanjang 2.191 km dari total kebutuhan 3.000 km, pelabuhan laut yang telah direhabilitasi dan rekonstruksi 17 unit dan bandara/Aistrip yang telah selesai 10 unit. Pada acara resepsi terima kasih itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sertifikat apresiasi kepada berbagai pihak yang dianggap berjasa dalam membangun kembali Aceh dan Nias. Turut hadir dalam kesempatan itu antara lain Ibu Negara Ani Yudhoyono, Jurubicara Kepresidenan dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Bencana gempa bumi dan tsunami Aceh dan Nias pada 26 Desember 2004 secara total menghancurkan wilayah yang sangat luas dengan total garis pantai lebih dari 800 km di daratan Aceh. Bentangan kerusakan garis pantai yang terdapat di Pulau Simeleu, Aceh dan Kepulauan Nias diperkirakan sama dengan jarak Jakarta dan Surabaya. Bencana itu juga mengakibatkan ratusan ribu orang meninggal dunia. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008