Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia akan menerapkan kebijakan fiskal yang fleksibel namun pasti arahnya, menghadapi kondisi global dan regional yang berubah dengan cepat. "Apapun yang terjadi dalam perkembangan perekonomian di tahun 2008, respon dari sisi fiskal adalah adanya fleksibilitas, tapi di sisi lain ada kepastian arah," kata Sri Mulyani di Gedung DPR/MPR Jakarta, Kamis. Menurut dia, kebijakan di sisi penerimaan dan pengeluaran negara akan dibuat lebih fleksibel sementara dari sisi defisitnya dibuat tetap/tidak boleh berubah. "Komposisi di dalamnya bisa macam-macam kalau dilihat dari kebijakan mengenai subsidi, pajak, bea masuk, penerimaan negara bukan pajak, dan lainnya," katanya. Menanggapi usulan agar subsidi energi dialihkan ke pangan mengingat perlunya Indonesia meningkatkan ketahanan pangan, Menkeu mengatakan setiap perubahan pos anggaran harus ada pembahasannya dengan DPR. "Kalau itu masih hanya dalam wacana publik, yang bisa kita lakukan hanya "exercise" saja. Misalnya sekarang kan harga minyak sudah turun di bawah 90 dolar AS per barel, dan kurs menguat di bawah Rp9.300 per dolar AS," katanya. Menurut dia, kalau mau memindahkan alokasi dari pos satu ke pos yang lain, harus ada kepastian dulu berapa angka pastinya. Selain itu, menteri teknis juga harus membuat exercise secara detil dan harus diajukan secara formal kepada komisi terkait di DPR. "Menteri teknis terkait harus membahasnya dengan komisi terkait, nanti kalau ada implikasinya kepada APBN, pasti akan kita bahas di Panitia Anggaran DPR," katanya. Menkeu menegaskan, APBN diharapkan memiliki kepastian arah sehingga tidak bisa tiap satu waktu ada perubahan terus diikuti dengan perubahan APBN. "Kalau setiap saat bisa diubah, nanti akan menimbulkan ketidakpastian. Perubahan tetap bisa dilakukan namun ada mekanismenya," kata Menkeu.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008