Moskow (ANTARA News) - Rusia akan mengundang 400 pengamat asing untuk pemilihan umum presiden pada 2 Maret, seperti juga pada pemilu parlemen bulan lalu yang diboikot oleh badan pengamat utama Eropa, kata sejumlah pejabat, Kamis. Para pengamat itu akan diundang Senin setelah semua calon untuk pemilihan tersebut didaftar, kata Vladimir Churov, ketua Komisi Pemilu Pusat (CEC) pada pertemuan di Moskow. "Jumlah (pengamat) yang diundang itu tepat sama seperti pada pemilu parlemen. Itu berarti 400, termasuk jumlah yang sama untuk ODIHR (Kantor Lembaga Demokrasi dan Hak Asasi Manusia)," kata anggota CEC Nikolai Konkin. ODIHR, yang merupakan badan pengamat pemilu untuk Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE), memboikot pemilu parlemen itu pada Desember dengan alasan pembatasan-pembatasan yang dilakukan Rusia. Rusia mengundang 70 pengamat ODIHR pada pemilu parlemen tersebut, sementara pada pemilu terakhir parlemen dan presiden jumlah yang diundang 400. Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di harian Nezavisimaya Gazeta pada Kamis, anggota CEC Igor Borisov mengatakan bahwa keputusan ODIHR memboikot pemilu tersebut "menimbulkan tanda tanya mengenai segi keberadaannya". Borisov mengatakan, aturan-aturan unversal harus ditetapkan mengenai standar demokratis pemilihan umum dan jika tidak, maka Rusia bisa membatasi lebih lanjut hak-hak pengamat asing dalam pemilu. Rusia berulang kali mengeluh bahwa misi-misi ODIHR dan pengamat lain Barat telah dipolitisasi dan mengambil keputusan-keputusan berat sebelah yang mengecam rejim-rejim di bekas republik Uni Sovyet, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008