Jakarta (ANTARA News) - Pengukuran Jalan Cendana untuk upacara pelepasan jenazah mantan Presiden HM Soeharto dilakukan sejumlah aparat militer di tengah-tengah kepadatan pelayat hingga cukup mengundang perhatian. Petugas itu menggunakan meteran untuk menempatkan masing-masing pasukan dari unsur TNI AD, AL dan AU serta polisi. Setiap empat orang tentara berjajar, maka ditandai stiker khusus. Pelayat yang melihat cukup heran, karena sejumlah aparat TNI itu menjinjing meteran. "Pak, buat apa ngukur-ngukur," kata salah seorang pelayat. Aparat TNI itu pun tersenyum dan menjawab pengukuran itu untuk menempatkan pasukan dalam upacara pelepasan yang rencananya akan dipimpin oleh Ketua DPR Agung Laksono. Salah seorang petugas TNI mengatakan, untuk upacara pelepasan pada Senin (28/1), sebanyak lima batalyon yang berasal dari unsur TNI AD, AL, dan AU serta polisi dan Kopassus. "Nantinya lima batalyon akan hadir dalam upaca pelepasan," katanya. Selain itu, sejumlah aparat keamanan terlihat sibuk memasang pengeras suara untuk upacara pelepasan di halaman Jalan Cendana Nomor 8. Sementara itu, mantan Ketua MPR Amien Rais tampak melayat dan sempat menshalatkan jenazah mantan orang nomor satu di tanah air itu. "Ada kewajiban bagi sesama muslim, untuk melakukan shalat jenazah, bahkan Buya Hamka pernah dipenjara Bung Karno ikut shalat jenazah ketika Bung Karno meninggal," katanya. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008