Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Selasa pagi, naik tipis, menyusul aksi spekulatif pelaku pasar membeli mata uang lokal menjelang pertemuan bank sentral AS (The Fed) yang akan kembali menurunkan suku bunganya. Nilai tukar rupiah naik menjadi Rp9.335/9.339 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.347/9.351 per dolar AS atau naik delapan poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Selasa, mengatakan para pelaku pasar mencoba berspekulasi membeli rupiah sambil menunggu rencana pertemuan The Fed pada pekan ini. The Fed diperkirakan akan kembali menurunkan suku bungannya sebesar 25 basis poin yang saat ini mencapai 3,5 persen, katanya. Apabila The Fed, lanjut dia, jadi menurunkan suku bunga Fed fund kemungkinan dapat memicu rupiah menguat hingga menembus level Rp9.300 per dolar AS sangat kecil dan rupiah hanya akan bergerak pada kisaran antara Rp9.330/9.350 per dolar AS. Karena, penurunan suku bunga Fed fund tidak besar dan kurang berdampak positif bagi pergerakan rupiah, ujarnya. Selain itu, menurut dia, mata uang Jepang, yen, saat ini cenderung turun terhadap dolar AS menjadi 107,14 dari sebelumnya 107,00, dan euro menguat jadi 158,20 dari 158,00.. Yen diperkirakan akan masih bergerak turun, karena harga saham di pasar Tokyo, Jepang cenderung melemah. Selain itu, para pelaku pasar menunggu data tenaga kerja AS dan manufaktur pada akhir pekan ini apakah memberikan gambaran yang menyenang akan kondisi ekonomi AS, kata Edwin Sinaga. Ia mengatakan, berlanjut turunnya suku bunga Fed fund oleh The Fed, karena pertumbuhan ekonomi AS yang makin melambat, menimbulkan kekhawatiran bagi kawasan Asia khususnya Indonesia yang mengekspor komoditinya ke negara tersebut. Apabila Amerika Serikat pertumbuhan ekonominya makin terpuruk bahkan menjelang ke resesi, maka kawasan Asia akan terkena dampaknya, meski pertumbuhan ekonomi AS masih didukung oleh China dan India, katanya. "Kami memperkirakan rupiah masih akan menguat, karena pasar cenderung memberikan dukungan positif, demikian Edwin. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008