Bangkok (ANTARA News) - Jenderal Thailand yang memimpin kudeta terhadap Thaksin Shinawatra, Rabu, mengatakan ia masih "cinta" pada mantan perdana menteri itu dan berjanji akan mendukung pemerintah baru yang dibentuk para sekutu Thaksin. Jenderal Sonthi Boonyaratglin ang menggulingkan pemerintah Thaksin September 2006, menuduh konglomerat itu terlibat skandal korupsi dan tidak setia pada raja, yang merupakan pelanggaran serius di Thailand. Sejak kudeta itu, Thaksin tinggal di pengasingan di Inggris, sementara militer melakukan penyelidikan terhadap serangkaian tuduhan korupsi terhadapnya. Tetapi para sekutu Thaksin muncul kembali dengan meraih kemenangan dalam pemilu bulan lalu, dan sekutu politiknya Samak Sundaravej, Selasa, menjadi perdana menteri baru negara itu. Sonthi mengemukakan kepada wartawan bahwa ia telah berbicara dengan Thaksin dua kali melalui telepon sejak Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang dipimpin Samak meraih kemenangan dalam pemilu, tetapi menambahkan mereka tidak membicarakan kemungkinan kembalinya ia ke Thailand. "Saya berbicara dengan Thaksin pertama sebelum isterinya Pojaman pulang ke Thailand (4 Januari) dan kemudian sebelum pemerintah koalisi baru dibentuk" pekan lalu, kata Sonthi, seperti dilaporkan AFP. "Percakapan telepon itu diatur oleh orang yang kuatir atas situasi negara itu," katanya kepada wartawan setelah pulang dari kunjungan ke Timur Tengah. "Pembicaraan-pembicaraan kami blak-blakan , tetapi saya tidak membicarakan kepulangannya ke Thailand dan kami tidak membuat konsesi," kata Sonthi. Sonthi dan Thaksin belajar di sekolah lanjutan militer yang sama, tetapi berbeda waktu. Para alumni sekolah militer itu memegang peran penting dalam aliansi politik Thailand. Pernyataan-pernyataan itu adalah satu perobahan haluan yang tajam bagi Sonthi, yang segera setelah kudeta itu menyatakan secara tidak langsung bahwa ia kuatir atas nyawanya ketika menjabat sebagai panglima militer semasa pemerintahan Thaksin. Sekarang Sonthi mengatakan ia mendukung penuh pemerintah baru. "Saya akan memberikan dukungan pada pemerintah baru itu dan menginginkan siapapun, termasuk oposisi, mendukung pemerintah itu," katanya. Sonthi pensiun sebagai panglima militer September tahun lalu untuk menduduki satu jabatan sebagai deputi perdana menteri dalam pemerintah yang dibentuk militer itu. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008