Di tengah kemunculan berbagai museum seni kontemporer yang kerap menjadi tujuan wisata "selfie", museum lawas seperti Museum Sejarah Jakarta juga masih menjadi bagi wisatawan yang hendak berfoto sekaligus mempelajari sejarah ibu kota.
“Di sini latar belakangnya berbeda, seperti antik gitu lah,” kata salah satu pengunjung asal Surabaya, Patricia, saat dijumpai di Museum Sejarah Jakarta, Rabu.
Berbagai koleksi museum yang banyak berasal dari era sebelum Jakarta terbentuk dianggap memberi nuansa tersendiri bagi koleksi foto-fotonya.
Sementara itu, Kepala Satuan Pelayanan Museum Sejarah Jakarta, Galih Hutama Putra, menganggap budaya swafoto yang kini melekat pada masyarakat memiliki nilai positif dan negatif.
“Kalau segi plusnya, museum kami bisa dipromosikan secara gratis di media sosial,” katanya.
Namun, di sisi lain, perhatian terhadap konten historis museum menjadi berkurang karena fokus pengunjung banyak beralih ke nilai visual museum yang "instagrammable".
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2019/06/19/271A0785-8B8A-44BE-BB88-C3FDE8FB9782.jpeg)
Harga tiket masuk museum yang diresmikan oleh Gubernur Jakarta pada tahun 1970-an, Ali Sadikin itu di banderol seharga Rp5.000 per orang.
Baca juga: Museum Sejarah Jawa di Bantul diharapkan menambah daya tarik wisata
Baca juga: Museum Satria Mandala ajak siswa kenal sejarah
Baca juga: Menjelajah tempat bersejarah di ujung utara kota Jakarta
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2019