Pontianak (ANTARA News) - Replika naga raksasa berdiameter lima meter, panjang 288 meter dan mempunyai berat bagian kepala mencapai 100 kilogram akan meriahkan pergantian Tahun Baru Imlek dan Cap Go Me atau penutup hari raya Imlek di Kota Pontianak. "Rencananya naga raksasa ini akan diajukan ke MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk dicatatkan dalam kategori naga terbesar dan mempunyai lampion atau lampu terbesar se-Indonesia bahkan se-Asia," kata Ketua Yayasan Mandala Puja Pontianak Sinse Aleng di Pontianak, Sabtu. Ia mengatakan, ide dibuatnya naga terbesar merupakan usulan dari para wisatawan dari Jakarta, Singapura dan Malaysia sejak setahun silam karena mereka tahun lalu telah menyaksikan atraksi naga terpanjang yang juga dicatatkan di MURI. Aleng menjelaskan, pembuatan naga tersebut menelan biaya sekitar Rp1 miliar yang diperoleh dari sumbangan para dermawan dan Pemerintah Kota Pontianak. Replika naga itu dibuat dengan bahan dasar kain sepanjang 1.000 meter dan rotan yang tidak sedikit jumlahnya. "Kita mulai membuat naga itu sejak empat bulan lalu, dibantu oleh 15 orang pekerja yang rata-rata masih sekolah," ujarnya. Karena naga raksasa ukurannya sangat besar dan cukup berat, rencananya naga tersebut tidak diarak keliling Kota Pontianak, melainkan ditempatkan di halaman terbuka agar setiap pengunjung bisa melihat dan berjalan dalam perut naga itu. Rencananya, dalam perut naga tersebut akan ditempatkan dua naga berukuran kecil yang dihiasi ribuan lampion. Naga raksasa mulai digelar pada malam pergantian Tahun Baru Imlek, 6 Februari mendatang. Selain menggelar atraksi berbagai ukuran naga, Sanggar Mandala Puja juga akan menampilkan budaya dari 33 provinsi se-Indonesia. "Kita akan memutar lagu daerah tiap provinsi, serta memperagakan busana dari masing-masing daerah. Sementara tim MURI akan tiba di Kota Pontianak, 7 Februari mendatang untuk mencatatkan dalam Rekor MURI," kata Aleng. Aleng mengatakan, karena Kota Pontianak sudah memiliki naga raksasa, maka pihaknya akan melakukan ritual buka mata untuk naga terpanjang tahun lalu, 19 Februari, setelah itu akan dilakukan prosesi pembakaran untuk mengirim naga tersebut ke langit, 22 Februari. Sementara naga raksasa tidak akan dilakukan ritual buka mata, karena naga tersebut akan menjadi ikon Kota Pontianak, sehingga setiap tahun akan selalu ditampilkan dalam setiap pegelaran budaya. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008