London (ANTARA News) - Maria Sharapova menjadi penyelamat Rusia pada debutnya di Piala Fed dengan memenangi partai kedua pertandingan babak pertama Grup Dunia untuk menyamakan kedudukan 1-1 dengan Israel, Sabtu. Setelah beberapa kali tidak bisa tampil pada 2007, petenis yang tinggal di Florida itu akhirnya mengenakan seragam tenis Rusia --merah dan putih-- untuk menundukkan petenis Israel Tzipi Obsiler 6-0, 6-4. Kemenangan juara Australia Terbuka itu akhirnya membungkam sekitar 5.000 pendukung setia tim tuan rumah yang sebelumnya memetik angka pertama melalui Shahar Peer yang mengalahkan Dinara Safina 0-6, 6-2, 6-2. Sementara itu, harapan Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri paceklik gelar terlama mereka sempat memudar setelah 19 kemenangan beruntun Lindsay Davenport di nomor tunggal Piala Fed berakhir di tangan petenis belia Jerman yang belum terkenal. Sabine Lisicki, peringkat 130 dunia, mengalahkan mantan petenis peringkat satu dunia itu 6-1, 7-5 dan menyumbang angka pertama untuk Jerman atas AS yang memegang rekor 17 kali tampil sebagai juara tetapi gelar terakhir mereka terjadi pada 2000 di La Jolla, Kalifornia. "Lindsay adalah seorang juara dan saya baru saja mengalahkannya," kata Lisicki. "Saya sangat senang." Ashley Harkleroad menyamakan kedudukan setelah mengalahkan Tatjana Malek 6-1, 6-3. Sementara itu, atap yang bocor di stadion tenis indoor Napoli PalaVesuvio tidak sedikitpun mengganggu konsentrasi Spanyol yang membuat kejutan dengan memetik keunggulan 2-0 atas finalis tahun lalu Italia, sedang China juga membukukan keunggulan 2-0 atas Prancis di Beijing. Setelah tertunda sekitar setengah jam karena air menetes ke lapangan pada set ketiga, petenis berperingkat 136 dunia Nuria Llagostera Vives memperkecil harapan Italia dengan kemenangan 7-6, 3-6, 6-2 atas Francesca Schiavone. Hari yang Buruk Pemain utama Spanyol, Anabel Medina Garrigues, menggenapi hari buruk bagi Italia dengan menyingkirkan Flavia Pennetta 6-2, 6-3. "Saya melakukan tiga atau empat kesalahan pada poin penting dan hal itu sangat mengubah hasil akhir pertandingan," kata petenis putri nomor satu Italia Schiavone. "Saat istirahat, saya berpikir dapat melakukan perubahan tetapi ia terus bermain baik." Mantan juara dua kali, Prancis, tampaknya akan segera tersingkir setelah mantan petenis nomor satu dunia Amelie Mauresmo dan finalis Wimbledon tahun lalu Marion Bartoli menolak berlaga di Beijing. Pemain nomor satu China, Li Na pun tidak memberikan belas kasihan kepada debutan Alize Cornet dengan memetik kemenangan 6-1, 6-3. Petenis nomor dua China Peng Shuai juga menaklukkan Virginie Razzano 4-6, 6-3, 6-4 sehingga tim tuan rumah hanya membutuhkan satu kemenangan dari tiga partai yang dipertandingkan pada Minggu untuk merebut tiket ke semifinal. "Pertandingan ini belum berakhir...Saya masih berpikir dapat memenangi tiga pertandingan besok," kata kapten Prancis Georges Goven. Dengan balutan seragam Israel, pada awal pertandingan petenis peringkat 17 dunia Peer yang bermain untuk pertamakalinya di depan pendukungnya tampaknya akan menelan kekalahan memalukan. Namun saat Safina mengalami kesulitan dengan taktik bermain dari baseline yang diterapkannya, Peer pun terinspirasi oleh pendukung yang terus berteriak mendukungnya di Israel Tennis Centre dan melesakkan serangkaian pukulan untuk memetik kemenangan. "Ini mungkin adalah kemenangan termanis saya, saya melihat pendukung yang datang untuk memberi semangat kepada kami dan saya tidak dapat mengecewakan mereka," kata Peer. Namun, Sharapova membuat seluruh pendukung Israel terdiam setelah mengalahkan Obziler dan mempertahankan rekor tak terkalahkannya selama 2008. "Saya menyukainya...kemenangan ini memberi saya energi, sebagai atlet ini adalah alasan mengapa saya bermain dan memberi saya semangat untuk melakukan yang terbaik," kata petenis berusia 20 tahun itu dikutip Reuters.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008