Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta seluruh warga Nahdlatul Ulama (NU) tampil menjadi pelopor perjuangan bangsa, bahu membahu dengan pemerintah untuk memperkokoh NKRI. Hal tersebut dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono saat berpidato pada peringatan puncak Hari Lahir (Harlah) ke-82 NU di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, yang bertema "Selamatkan Bangsa Melalui Gerakan Islam Rahmatan Lil Alamien". "Saya ingin warga NU tampil di depan dan menjadi pelopor sebagaimana di masa lalu," katanya. Menurut Presiden Yudhoyono, selama 82 tahun NU telah turut aktif membangun wawasan kebangsaan dan konsensus dasar berbangsa yaitu Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Disebutkan bahwa NU sebagai salah satu organisasi besar Islam di tanah air selalu aktif memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara serta ikut dalam dinamika kehidupan bangsa sekaligus mencari penyelesaian terhadap berbagai masalah bangsa. Presiden juga menyampaikan penghargaannya atas sikap NU yang selalu menjujung tinggi jalan tengah dan lurus, bersikap moderat dan menentang ekstrimisme dalam menjalin Ukhuwah Islamiyah menuju masyarakat yang Rahmatan Lil Alamin. Pada kesempatan itu, Presiden juga menyatakan bahwa membangun bangsa menuju masa depan yang aman dan damai tidaklah mungkin dilakukan dalam waktu singkat dan tidak mungkin tanpa tantangan. Oleh karena itu Kepala Negara mengimbau seluruh pihak untuk tetap optimis dan bersabar. Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam 10 tahun terakhir pasca krisis moneter, Indonesia telah mencapai kemajuan yang cukup signifikan di berbagai bidang kehidupan. Terkait peringatan puncak Harlah tersebut, PBNU mengundang Presiden Yudhoyono, Wapres Jusuf Kalla, dan para mantan presiden beserta keluarganya. PBNU berharap acara tersebut bisa menjadi ajang silaturahmi para pemimpin. Meski demikian, tidak semua yang diundang hadir. Mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati termasuk yang tidak hadir. Keluarga mantan presiden Soeharto hadir diwakili Titiek Soeharto. Tampak hadir pula mantan Wapres Try Sutrisno. Sementara dari kalangan pejabat negara yang hadir antara lain Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Anwar Nasution, dan sejumlah menteri. Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin juga terlihat hadir. Sedangkan ribuan nahdliyin atau warga Nahdlatul Ulama (NU) berbondong-bondong memadati Gelora Bung Karno yang berkapasitan 100 ribu orang, untuk menghadiri peringatan Harlah ke-82 organisasi Islam itu. Akibat aliran nahdliyin yang menggunakan berbagai kendaraan, mulai dari sepeda motor hingga bus besar, lalu-lintas di seputar Gelora Bung Karno mengalami kemacetan luar biasa. Seusai pidato Presiden Yudhoyono, di langit Gelora Bung Karno melintas pesawat yang membawa bendera yang bertuliskan "HUT NU Perkokoh NKRI". Acara itu juga dimeriahkan dengan penampilan grup marching band dari pondok pesantren Darunnajah, Soneta Group Rhoma Irama, Pagar Nusa, dan atraksi terjun payung.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008