Brisbane (ANTARA News) - Tim peneliti Institut Glikomiks Universitas Griffith (GU) Brisbane, Australia, berhasil mengembangkan teknik pemecah kode virus flu burung (H5N1) yang memungkinkan para peneliti H5N1 bekerja di laboratorium tanpa takut terkena risiko terinfeksi virus mematikan ini. Informasi yang dihimpun ANTARA News dari GU, Minggu, menyebutkan, keberhasilan tim peneliti pimpinan Prof Mark von Itzstein mengembangkan teknik pemecah kode virus H5N1 itu telah dipublikasikan di Jurnal Sains Kimia " Angewandte Chemie" edisi internasional pekan ini. Temuan itu sangat membantu para peneliti virus dan obat-obatan H5N1 dalam menginterogasi salah satu protein permukaan utama virus tanpa terkena risiko terinfeksi. Disebutkan pula, pendekatan ini juga membantu pengidentifikasian cepat virus H5N1 maupun jenis virus flu lainnya yang memiliki kemampuan mengenal reseptor manusia dan berpotensi bertransmisi dari manusia ke manusia. Penelitian tim GU bekerja sama dengan tim Institut Pasteur Universitas Hong Kong pimpinan Prof.Malik Peiris itu mengembangkan sebuah metode untuk mengisi protein H5NI ke dalam apa yang disebut "kendaraan tak berbahaya" yang disebut "partikel mirip virus". Prof.von Itzstein mengatakan, untuk menginterogasi protein virus secara lebih baik, maka para peneliti harus mampu memantau cara protein virus tersebut bekerja saat dihubungkan dengan partikel virus. Pemakaian partikel-partikel mirip virus sebagai kendaraan bagi protein virus itu membantu peneliti bekerja tanpa prosedur perlindungan kerja laboratorium yang teramat ketat saat menangani virus hidup.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008