Jakarta (ANTARA News) - Deputi Menneg BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, Energi, dan Telekomunikasi, Roes Ariawijaya, menilai hanya satu dari tujuh direktur PT Pertamina (Persero) yang layak dipertahankan. "Kalau menurut saya, hanya satu yang layak dipertahankan," katanya usai berbicara dalam suatu diskusi di Jakarta, Selasa. Namun, ia enggan mengatakan nama direktur yang layak dipertahankan tersebut. Ia menambahkan, kewenangan pergantian direksi sepenuhnya kewenangan Menneg BUMN selaku kuasa 100 persen saham Pertamina. Roes mengatakan jajaran direksi Pertamina belum mampu melakukan otimalisasi, baik pada tataran korporasi maupun nasional. Pada tataran korporasi, lanjutnya, Pertamina sekarang hanya fokus di hulu, sementara hilir kedodoran. Ia mencontohkan, Pertamina seharusnya bisa bekerja sama dengan swasta dalam pengembangan bisnis hilir seperti pom bensin. Contoh lainnya, jajaran direksi belum bisa menyeimbangkan antara aset yang bisa dihitung dan tidak bisa dihitung seperti citra. "Direksi jangan hanya lihat benefit atau hanya lihat uangnya saja. Tapi, seharusnya kebijakan yang juga berdampak positif pada masyarakat sekitar dan karyawannya," katanya. Sedang, optimalisasi pada tataran nasional yaitu menyangkut asas kepemilikan dan manfaat. "Pemimpin perusahaan harus bisa seimbangkan antara apakah sesuatu itu mesti dimiliki ataukah tidak perlu, tapi cukup dimanfaatkan saja. Kalau dimiliki semuanya, apakah bisa menanggung biaya dan kewajibannya," katanya. Roes juga mengatakan pihaknya akan mencari direksi Pertamina yang bisa mengkritisi kebijakan pemerintah. "Direksi harus berani katakan `tidak` pada pemerintah," tambahnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008