New York (ANTARA News) - Harga minyak, Selasa, turun hampir mendekati tingkat terendah selama dua pekan setelah munculnya laporan yang menunjukkan kemosotan di sektor jasa di AS, memperbesar kekhawatiran melemahnya permintaan energi. The Institute for Supply Management (ISM) mengatakan indeks jasa anjlok menjadi 41,9 selama Januari dari 54,4 pada Desember, terendah sejak resesi ringan di AS pada 2001 menyusul serangan 11 September yang menghancurkan World Trade Center di New York. "Pasar (minyak mentah) sangat terpengaruh oleh kekhawatiran mengenai resesi," kata Andy Lebow, analis energi di MF Global di New York. Pada 18.00, harga minyak mentah di AS turun 1,36 dolar AS menjadi 88,66 dolar AS per barel setelah anjlok sampai 87,75 dolar -- level terendah sejak 24 Januari. Harga minyak Laut Utara Brent di London juga turun 1,47 dolar menjadi 89 dolar pe barel. Pasar saham AS juga turun setelah ISM melaporkan, seperti juga emas, komoditas perkebunan kini memperoleh keuntungan dari gejolak di pasar saham. Kekhawatiran mengenai pertumbuhan permintaan energi di tengah krisis perumahan di AS dan kredit yang bermasalah menraik harga minyak yang sempat mencapai rekor tertinggi di atas 100 dolar pada awal Januari. Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pekan lalu memutuskan mempertahankan tingkat produksinya saat ini, meskipun ada imbauan dari negara konsumen untuk memperbanyak pasokan untuk membuat harga energi turun dan mengurangi tekanan terhadap ekonomi. Data dari Lembaga Informasi Energi AS (EIA), yang keluar Rabu, diperkirakan menunjukkan peningkatan cadangan minyak mentah sebanyak 2,2 juta barel, penurunan hasil olahan minyak sebanyak 2,1 juta barel, dan persediaan bensin naik 1,9 juta barel, menurut kalangan analis, seperti dilaporkan Reuters. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008