Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Tokyo ditutup lebih rendah pada perdagangan Selasa, karena kenaikan yen terhadap dolar AS membebani para eksportir, dan kekhawatiran meningkat atas aliansi AS-Jepang setelah sebuah laporan meragukan masa depan perjanjian pertahanan bilateral mereka.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) turun 92,18 poin atau 0,43 persen, dari tingkat penutupan Senin (24/6), menjadi diperdagangkan pada  21.193,81 poin.

Sementara itu Indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham papan utama di pasar Tokyo berakhir 4,25 poin atau 0,27 persen lebih rendah, menjadi pada 1.543,49 poin.

Setelah kantor berita Bloomberg melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengangkat dengan yakin kemungkinan menarik diri dari perjanjian pertahanan lama dengan Jepang, saham-saham turun tajam pada sore hari.

Namun reaksi itu terbatas karena hanya sedikit yang merasa ada risiko nyata Trump mengakhiri aliansi itu, kata para analis.

Pada akhir perdagangan, saham-saham pertambangan, rumah sekuritas, tenaga listrik dan gas paling banyak mengalami penurunan, dengan jumlah saham turun melebihi yang naik sebanyak 1.209 berbanding 821 di papan utama, sementara 114 berakhir tidak berubah.

Japan Display merosot 6 yen atau 9,1 persen menjadi 60 yen, dana ekuitas swasta telah dikeluarkan dari konsorsium bailout, yang semakin mengaburkan prospek pembuat panel yang kesulitan itu.

Di papan utama pada Selasa, 1.029,85 juta saham berpindah tangan, naik dari posisi Senin (24/6) sebanyak 830,01 juta saham. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2019