Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memastikan akan merevisi target pertumbuhan ekonomi 2008, karena perkiraan melemahnya berbagai faktor pendukung pertumbuhan ekonomi. "Kalau revisi ke bawah itu pasti (dilakukan), tapi kita akan lihat seluruh potensi plus dan minusnya," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai pertemuan membahas masalah Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Jumat. Menurut Menkeu, pemerintah sudah menyiapkan prediksi awal tentang berbagai asumsi makro ekonomi setelah perkembangan kondisi perekonomian akhir-akhir ini. "Ada perkiraan awal pemerintah, akan adanya tekanan terhadap konsumsi rumah tangga. Hal itu didasarkan kepada perkiraan permintaan agregat yang menurun karena perkiraan tingkat inflasi yang meningkat," kata Menkeu. Adanya cost push karena meningkatnya harga barang dan jasa juga akan mengakibatkan ekspansi dunia usaha melambat. Menurut Menkeu, resesi global jika berlanjut di semester II 2008, juga akan mengakibatkan dorongan pertumbuhan ekonomi dari ekspor menurun. Target pertumbuhan ekonomi, kata Menkeu, menjadi salah satu bagian dari proposal nota keuangan dan APBNP 2008 yang akan diajukan pemerintah kepada DPR. "Pemerintah akan resmi mengajukan proposal mengenai APBNP 2008 itu melalui amanat presiden (ampres) kepada DPR. Nanti secara resmi, Presiden akan menyampaikan nota keuangan dan APBNP 2008," jelas Menkeu. Pemerintah menjadualkan akan mengajukan secara resmi nota keuangan dan RAPBNP 2008 pada pekan kedua Februari 2008. Ketika ditanya berapa besar perubahan target pertumbuhan ekonomi akan direvisi, Menkeu mengatakan, yang pasti akan ada revisi ke bawah dari target APBN 2008 yang menetapkan sebesar 6,8 persen. "Pasti ada revisi karena memang ada faktor-faktor yang mempengaruhi potensi pertumbuhan ekonomi, risiko ke bawahnya cukup besar," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008