Sidoarjo (ANTARA News) - Aksi unjukrasa ribuan korban semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jatim, pada Sabtu, sempat diwarnai ricuh ketika mereka mencoba menerobos blokade aparat keamanan di lokasi peluncuran perumahan Kahuripan Nirwana Village, lokasi yang dibangun untuk merelokasi mereka. Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan bahwa bentrokan itu dipicu oleh aksi dorong antara pengunjukrasa dengan polisi. Berawal saling dorong itulah kemudian terjadi bentrokan fisik. Beberapa pengunjukrasa bahkan melemparkan botol dan batu ke arah polisi hingga menyebabkan seorang personel keamanan terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Melihat situasi tersebut, petugas keamanan terus ditambah, tapi tetap saja tidak seimbang dengan jumlah warga yang ingin melihat kawasan relokasi. Berusaha meredam ketegangan, Kasatintel Polres Sidoarjo, Soebagyo, sempat naik ke atas truk memberikan pengarahan kepada mereka yang berorasi. Dalam kejadian itu, polisi mengamankan seorang supir truk yang mengangkut sound system perlengkapan unjukrasa. Supir bernama Hasan itu diamankan karena tindakannya yang dianggap telah membahayakan keselamatan aparat, yakni mencoba menerobos barikade polisi dengan kendaraannya. Beberapa anggota Unit Cegah Tangkal Polres Sidoarjo pun ikut merangsek maju membantu aparat lainnya yang tengah menyeret supir truk. Pentungan tak terelakkan mengenai badan sang supir dan seorang rekannya yang lain. Dalam suasana tak terkendali, tiba-tiba lemparan beberapa bongkah batu, mengarah kekerumunan polisi. Kapolres Sidoarjo AKBP Adnas sempat marah kepada perwakilan pengunjukrasa. "Seorang anak buah saya sudah bocor kepalanya. Sekarang siapa yang tanggung jawab. Anda yang minta batasan sekarang Anda sendiri yang melanggar," kata Kapolres. Beberapa saat setelah supir diamankan, pengunjukrasa akhirnya meninggalkan lokasi kawasan Sukodono dan balik arah kembali menuju pendopo Kabupaten Sidoarjo. Mereka berencana menginap di gedung DPRD Sidoarjo.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008