Dili (ANTARA News) - Perdana Menteri Timor Timur Xanana Gumao, Senin, mengumumkan keadaan darurat akan diberlakukan di seluruh negeri selama sedikitnya 48 jam setelah Presiden Ramos-Horta ditembak dan terluka. Keadaan darurat itu akan mempertimbangkan jam larangan keluar rumah pada waktu malam dari pukul 20 waktu setempat (pukul 18 WIB), kata Gusmao. Jam malam itu akan "mencabut hak untuk bergerak secara bebas, yang berarti bahwa orang tidak dapat berjalan-jalan berkeliling dan setiap orang harus tetap dengan tenang di rumah dari pukul 8 malam", kata Gusmao dalam pernyataan tertulis. Orang juga akan dilarang melakukan pertemuan atau demonstrasi, ia menambahkan. Tidak segera jelas kapan jam larangan keluar rumah pada waktu malam itu akan dicabut. Pengumuman itu masih harus disetujui secara resmi oleh penjabat kepala negara, wakil pertama ketua parlemen nasional Vicente Guterres, karena ketidakhadiran Ramos-Horta. "Kami semua akan bersatu dalam mengatasi atau melewati tantangan yang menentang stabilitas kami. Sekarang kami akan tetap bersama secara tenang dalam menanggulangi masalah ini," kata Gusmao. "Saya khususnya mengalamatkan diri saya pada pemuda kami, karena saya tahu bahwa banyak dari anda masih merasakan desakan untuk memberontak. Anda hendaknya tidak meniru perbuatan jahat satu kelompok bersenjata yang tanpa pembenaran ingin membunuh orang lain serta merusak kedaulatan dan stabilitas negara," ia menambahkan. Ramos-Horta, 58, ditembak dan dilukai secara serius oleh pemberontak dalam bakutemak dini hari di tempat kediamannya di pinggiran ibukota Dili dan telah diterbangkan ke Australia untuk perawatan medis. Dokter mengatakan bahwa meskipun ia dalam keadaan serius dan dihajar oleh dua atau tiga peluru, ia diperkirakan akan pulih sepenuhnya. Gusmao diserang tak lama setelah itu, tapi berhasil lolos tanpa cedera. Pemimpin pemberontak Alfredo Reinado, yang memperoleh sementara dukungan di antara para pemuda yang tidak puas di Timor Timur, tewas bersama dengan seorang lain dari pendukungnya di tempat kediaman Ramos-Horta. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008