Manado (ANTARA News) - Cuaca buruk disertai gelombang pasang setinggi tiga meter yang melanda perairan laut Sangihe, telah mengganggu distribusi pangan dari Kota Manado ke daerah kepulauan tersebut. Asisten II Bidang Perekonomian Pemkab Sangihe, Ferdinan Wenas, Selasa di Manado, mengatakan, kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, susu hingga kebutuhan pokok lainnya, menjadi mahal dipasaran. Walaupun distribusi kebutuhan pangan ke Sangihe alami kendala akibat cuaca buruk, tidak ada kelangkaan menonjol terjadi di daerah itu. Sejauh ini masyarakat masih bisa mengoptimalkan dan menggarap berbagai hasil pertanian di daerah itu, guna mengantisipasi pasokan kebutuhan pangan ketika tersendat atau terganggu. Pemerintah daerah optimis kendala distribusi segera ditangani secara baik, keterlambatan pasokan hanya karena cuaca, bukan kekurangan pasokan dari distributor, ujar Wenas. Anggota DPRD Sulut daerah daerah pemilihan Sangihe dan Talaud, Olden Waloni mengatakan, gangguan distribusi kebutuhan pangan sudah terjadi sejak awal tahun 2008, dan bisa saja menyebabkan krisis pangan. Daerah-daerah besar seperti Kota Tahuna dan Peta (Sangihe), serta Melonguane-Lirung di Kabupaten Talaud, bisa saja mendapatkan suplay pangan memadai, karena jalur transportasi laut lancar, namun daerah perbatasan Miangas, Marore dan sebagainya sulit dijangkau. Apalagi cuaca buruk terjadi beberapa bulan terakhir ini, telah mengganggu distribusi pangan ke Miangas dan Marore, transportasi masuk hanya tiga bulan hingga enam bulan sekali, tambah personil Fraksi PDIP itu. Waloni mendesak pemerintah daerah terus mengembangkan pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan itu, seperti bandara udara representatif, agar suplay kebutuhan pangan bisa melalui udara, serta tidak bergantung pada jalur transportasi laut.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008