Jakarta (ANTARA News) - Selain bersedia memasok kebutuhan minyak mentah, Libia juga menyatakan ketertarikannya membangun kilang pengolahan bersama PT Pertamina (Persero) di Indonesia. Dirut Pertamina, Ari Soemarno, di sela BUMN Executive Meeting di Jakarta, Rabu, mengatakan Libia sudah bersedia memasok kebutuhan minyak mentah Indonesia hingga 300.000 barel minimal selama 10 tahun. Kesepakatan pasokan minyak mentah tersebut telah ditandatangani saat kunjungan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro ke Tripoli, Libia, Kamis (7/2). "Sebelum kilang dibangun, pasokan minyak mentah Libia berjenis `sweet` (ringan) ini, bisa digunakan buat kilang yang ada," kata Ari. Namun, ia tidak mau menjelaskan lebih detil berapa kapasitas dan kapan pembangunan kilang bersama Libia bisa dimulai. Menurut dia, dalam waktu dekat, pihaknya berencana mengimpor minyak mentah sebesar 50.000 barel per hari dari Libia guna memenuhi kebutuhan kilang yang ada. Ari melanjutkan, CEO National Oil Company of Libya yang juga Menteri Perminyakan Libia akan datang ke Indonesia guna membicarakan lebih jauh pasokan minyak mentah dan pembangunan kilang tersebut. Sementara itu, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Libia akan memasok kebutuhan minyak mentah untuk kilang yang akan dibangun Pertamina di Banten. Kilang yang direncanakan berkapasitas 300.000 barel per hari itu sudah mendapat komitmen pasokan sebanyak 150.000 barel dari Iran. "Sisanya, sebesar 150.000 barel per hari lagi akan berasal dari Libia," ujarnya. Pemerintah mempersilakan Pertamina membicarakan secara bisnis kelanjutan proyek kilang yang sebelumnya direncanakan di Tuban, Jatim, dengan Iran dan Libia. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008