Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan nilai tukar rupiah terjaga pada level yang tepat untuk kegiatan ekspor-impor. "Kita ingin nilai tukar yang pas sedemikian rupa sehingga produk-produk kita kompetitif di tingkat global," kata Presiden dalam konferensi pers di Departemen Perdagangan, di Jakarta, Rabu. Untuk itu, menurut Presiden perlu ada sinkronisasi kebijakan antara otoritas fiskal dengan otoritas moneter. Ia menambahkan level yang tepat untuk nilai tukar rupiah adalah yang tidak menggangu ekspor maupun membebani impor. "Pada level berapa tentu Presiden tidak elok mengatakan hal ini. Barangkali level yang klop di mana ekspor terjaga dan impor tidak ada hambatan," katanya. Sementara itu, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore, masih terpuruk hingga di atas angka Rp9.250 per dolar AS, karena pelaku masih membeli dolar AS, akibat kekhawatiran mereka terhadap ekonomi nasional. Nilai tukar rupiah turun menjadi Rp9.255/9.260 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya yang mencapai Rp9.240/9.264 per dolar AS atau melemah 15 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Rabu, mengatakan pelaku pasar masih berspekulasi membeli dolar AS ketimbang rupiah, sehingga mata uang asing itu menguat di atas angka Rp9.250 per dolar AS. Pelaku pasar masih khawatir dengan pertumbuhan ekonomi nasional berkaitan dengan tingginya laju inflasi, katanya. Apalagi, lanjut dia, pemerintah juga belum bisa mengatasi kasus Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) dan Bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang sangat disorot oleh DPR akhir-akhir ini.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008