Bandung (ANTARA News) - Aliansi Solidaritas Perempuan (ASP) Jawa Barat yang terdiri dari ormas dan mahasiswa muslim menolak Hari Kasih Sayang atau Valentine karena telah disalah artikan oleh sebagian remaja di negeri ini. "Hari kasih sayang itu membuat sebagian kaum muda salah kaprah mengartikannya dan berdampak kerugian bagi kaum perempuan," kata Eulis Rifki, koordinator aksi ASP Jabar, di Bandung, Kamis. Aliansi itu menilai, perayaan hari kasih sayang itu sangat mendukung terjadinya pergaulan bebas di kalangan remaja. Kasus kehamilan meningkat setelah masa `kasih sayang` itu berlangsung. Beberapa dampaknya adalah kehamilan yang tidak dihendaki sebagai buah pergaulan bebas, kasus aborsi, penyebaran HIV/AIDS serta kemiskinan dan tidak stabilnya masyarakat. "Akibat pergaulan bebas itu, banyak nikah muda yang kelangsungan pernikahannya tidak bertahan lama," kata Eulis. Pada kesempatan itu, Aliansi Solidaritas Perempuan Jabar juga menghimbau kepada masyarakat untuk `memboikot` film-film nasional maupun film impor yang mengumbar adegan seksual dan pornografi. Mereka juga mendesak perusahaan media untuk lebih mengontrol tayangannya dan tidak menayangkan iklan yang mengeksploitasi tubuh perempuan. "Media sudah kebablasan dan menganggap adegan-adegan vulgar sebagai tayangan biasa. Padahal media punya tanggung jawab moral menjaga generasi bangsa ini," katanya. Pada kesempatan itu, Aliansi Solidaritas Perempuan Jawa Barat juga mengajak seluruh wanita `public figur` agar berpakaian sopan dan tidak memamerkan tubuhnya. "Seluruh masyakaat harus senantiasa menjaga moral bangsa," katanya menambahkan. ASP Jabar melakukan `long march` dan melakukan unjuk rasa di beberapa titik di Kota Bandung yakni di Halaman Gedung Pusdai dan Gedung Sate Jalan Diponegoro Kota Bandung serta di depan Bandung Indah Plaza Jalan Merdeka Kota Bandung.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008