Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Jumat pagi, menembus level Rp9.200 per dolar AS, karena pelaku pasar memburu mata uang lokal, setelah lembaga pemeringkat international Fitch Rating memperbaiki peringkat utang Indonesia. Nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp9.187/9.197 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.217/9.259 per dolar AS, atau naik 30 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan kenaikan rupiah yang berlanjut dipicu oleh membaiknya posisi utang Indonesia dari BB- menjadi BB, dengan prospek stabil. Membaiknya peringkat utang Indonesia menunjukkan bahwa pemerintah sangat serius memperbaiki iklim investasi di dalam negeri, katanya. Selain itu, lanjut dia, ada pernyataan dari Ketua Bank Sentral AS (The Fed) bahwa pertumbuhan ekonomi AS makin memburuk yang menuju ke resesi. Pernyataan Ketua The Fed itu memicu pelaku asing juga melepas dolar AS, baik di pasar domestik maupun di pasar regional, sehingga dolar AS terhadap yen merosot menjadi 107,65, katanya. Rupiah, menurut dia, diperkirakan akan bisa mendekati level Rp9.100 per dolar AS, apabila kondisi seperti ini berlanjut, apalagi gejolak di dalam negeri seperti kebutuhan bahan pangan mulai berkurang. "Kami optimis rupiah akan bisa menguat ke arah sana apabila faktor positif itu terus mendukung pergerakan mata uang Indonesia," katanya. Ia mengatakan, pasar saat ini cenderung positif dan diperkirakan akan berlanjut hingga sore nanti, akibatnya rupiah akan terus menguat sampai pada level Rp9.150 per dolar AS. Arah pergerakan rupiah makin membaik, namun kenaikan itu harus dijaga agar tidak terlalu cepat apabila ada faktor negatif yang menekannya maka rupiah tidak merosot dengan tajam, ucapnya. Sementara itu dolar AS terhadap yen merosot menjadi 107,65 yen, euro terhadap dolar AS jadi 1,4640, dan euro terhadap yen stabil pada 157,90. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008