Banyumas (ANTARA News) - Sakhad Andriyono (27), seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Sudimara, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jateng, dilaporkan meninggal dunia di Malaysia, dengan luka tusukan pada perut dan sayatan benda tajam di kepala. "Berdasarkan informasi yang kami terima, Sakhad mengalami luka tusuk pada saat terjadi kerusuhan massa di Malaysia hari Minggu (10/2) yang lalu," kata Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Desa Sudimara, Rais, dalam wawancara dengan ANTARA, Jumat. Ia mengatakan, kejadian tersebut dialami Sakhad sepulang dari menjenguk tunangannya yang bekerja di salah satu perusahaan elektronik di Kuala Lumpur (Malaysia). Menurut dia, ada dua versi mengenai kejadian tersebut. Versi pertama menyebutkan kerusuhan tersebut berupa perang antara etnis Aceh dan Madura, sedang versi kedua menyatakan kerusuhan tersebut dampak dari persiapan pemilu di Malaysia. "Entah versi mana yang benar. Namun menurut informasi, pada saat terjadi kerusuhan tersebut, Sakhad terjebak kemacetan dan dia keluar dari bus yang ditumpanginya," katanya. Namun pada saat keluar, kata dia, Sakhad dikira bagian dari salah satu kelompok yang ricuh. Sakhad pun berupaya melarikan diri tetapi terkejar dan akhirnya dia menderita luka tusukan dan sayatan di kepala. Rais mengatakan, Sakhad meninggal pada hari Senin (11/2) pada saat menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Malaysia. "Kami menyayangkan mengapa kabar meninggalnya Sakhad justru datang dari tunangannya, bukan dari PPTKIS (Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta) yang memberangkatkannya," kata dia. Menurut dia, tunangan Sakhad (Mely) memberi kabar kepada keluarga pada hari Selasa (13/2) atau beberapa jam setelah mendapat kepastian meninggalnya Sakhad. Selain itu, kata dia, Mely juga sempat bingung lantaran Polisi Diraja Malaysia menawarkan dua pilihan yakni jenazah Sakhad dikebumikan di Malaysia atau dipulangkan ke tanah air dengan catatan harus membayar uang sekitar Rp15 juta. "Namun informasi terakhir yang kami terima, hari ini sekitar pukul 15.00 WIB, jenazah Sakhad akan tiba di kampung halamannya Desa Sudimara RT 01 RW 02," katanya. Bahkan pihak PPTKIS, kata dia, saat ini sedang mengupayakan hak-hak yang seharusnya diterima Sakhad. Sakhad Andriyono merupakan putra sulung dari empat bersaudara anak pasangan Rasikin (50) dan Tasirah (43). Dia berangkat ke Malaysia melalui PT Aula Graha yang berpusat di Jakarta pada Februari 2007 dan bekerja pada sebuah perusahaan konstruksi di Johor. Semasa hidupnya, Sakhad dikenal aktif dalam organisasi Karang Taruna di desannya. Dia mudah bergaul, suka menolong, dan tekun beribadah sehingga banyak warga yang merasa kehilangan dirinya saat hendak berangkat ke Malaysia. "Apalagi saat ini, dia telah meninggal dunia sehingga kami benar-benar kehilangan," kata Rais. Sementara itu ibunda Sakhad, Tasirah menyatakan sangat kehilangan atas meninggalnya putra sulungnya itu. Dia berharap, segala sesuatu yang menyangkut hak-hak Sakhad selama bekerja di Malaysia dapat dipenuhi oleh pihak perusahaan maupun PPTKIS. Disinggung mengenai proses hukum terhadap pelaku penusukan Sakhad, dia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib. "Saat ini kami masih konsentrasi terhadap pemulangan jenazah. Meski demikian, proses hukum terhadap pelaku harus dilakukan dan kami serahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib," katanya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008