Semarang (ANTARA News) - Kapolda Jateng, Irjen Pol Dody Sumantyawan mengakui, sampai kini pihaknya belum menerima laporan adanya penangkapan teroris di wilayah hukumnya. "Saya belum terima laporan di lapangan. Kalaupun ada, belum bisa kita sampaikan segera karena dengan pertimbangan kepentingan pengembangan," katanya kepada wartawan di Semarang, Jumat. Hal tersebut disampaikan berkaitan dengan pemberitaan di media massa terbitan Semarang yang menyebutkan bahwa nama Abu Nasim alias Abu Najab alias Seno Aji alias Asma Aji berhasil dibekuk petugas di Dusun Lembu Jati, Banaran, Gemawang Kabupaten Temanggung, Jateng, Rabu (13/2) pukul 14.00 WIB. Saat disampaikan bahwa yang ditangkap itu adalah kurir gembong teroris, Noordin M Top, Kapolda mengatakan, belum ada laporan dari lapangan. Ia menambahkan, terorisme itu merupakan ancaman potensial dan sudah ada gerakan-gerakan faktual mengenai itu dan ada pelaku yang belum tertangkap. "Selama itu menjadi ancaman potensial dan masih belum ada yang tertangkap, sudah pasti semua aparat bergerak terus. Saatnya mereka berhasil menangkap, tentu akan disampaikan kepada teman-teman wartawan," katanya menegaskan. Ditanya tempat-tempat potensial bagi persembunyian teroris, dia mengatakan, teroris itu bukan orang yang bodoh, tidak mungkin yang bersangkutan hanya di satu tempat tetapi akan keliling ke mana-mana. "Tidak bisa kita hanya nunggu di satu tempat, dia bisa ke mena-mana karena transportasi lancar, komunikasi juga lancar. Jadi semua tempat memungkinkan untuk persembunyian teroris," katanya. Menurut dia, yang bersangkutan bisa menyamar atau membaur dengan masyarakat dan sekarang ini tinggal komponen masyarakat untuk mewaspadainya. "Kalau ada orang baru, bukan berarti harus dicurigai tetapi harus ada sentuhan-sentuhan, siapa dia, identitasnya, keperluannya apa, dan kewajiban harus lapor 1X24 jam. Itu upaya mempersempit gerakan teroris," katanya. Ia mengatakan, tidak seperti yang lalu, misalnya ada timbunan senjata, bahan peledak yang tidak diketahui lingkungannya. "Target operasi adalah Noordin M Top dan siapa saja yang membantu dia. Kita terus bergerak untuk menangkapnya," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008