Jepara (ANTARA News) - Banjir bandang yang melanda Kecamatan Welahan dan sekitarnya, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sejak Jumat (15/2), menyebabkan hilangnya potensi penghasilan para petani dari hasil menanam padi hingga Rp2 juta per hektare. Menurut salah satu petani di Desa Gedangan, Welahan, Lesgiono, di Jepara, Minggu, sejak menebar benih hingga menanam padi pihaknya sudah menghabiskan biaya hingga Rp2,5 juta untuk lahan seluas dua hektare. Namun, jebolnya tanggul kanan Sungai Baru (terusan Sungai Serang) sepanjang 12 meter di Desa Ketilengsingolelo, Kecamatan Welahan, Jepara menggenangi tanaman padinya yang berusia 2,5 bulan, sehingga membuyarkan harapannya untuk panen bulan depan. Padahal, potensi penghasilannya saat panen nanti untuk lahan seluas dua hektare tersebut mencapai Rp4 juta lebih. Kerugian tidak hanya dialami dirinya, Kasno (40), juga mengalami kerugian yang sama. Hanya saja, luas sawah yang dimiliki hanya dua hektare. Dijelaskannya, tanaman padi yang sudah berbuah tidak bisa dipanen jika tergenang air. "Apalagi lebih dari sehari," katanya. Luas areal persawahan di Desa Welahan, Kecamatan Welahan yang tergenang air diperkirakan mencapai ratusan hektare lebih. Sebagian besar usia tanaman padi petani berkisar antara satu bulan hingga dua setengah bulan. Banjir tidak hanya terjadi di Desa Welahan, melainkan terjadi pula di Desa Kedungsarimulyo, Gedangan, dan Desa Ketilengsingolelo akibat meluapnya air Sungai Bakalan dan Serang Welahan Drainase (SWD) 2 Jepara. Akibatnya, sekitar ratusan rumah di Desa Ketileng dan Welahan Kecamatan Welahan terendam banjir. Menurut Sekdes Desa Welahan, rumah yang terendam di desanya hampir 95 persen dari 1.200 rumah yang ada.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008