Kigali (ANTARA News) - Presiden AS, George W. Bush, menyatakan, Selasa, ia berharap pengunduran diri pemimpin Kuba Fidel Castro akan menjadi awal dari peralihan demokratis di negara tersebut. "Saya berharap perubahan dari Fidel Castro akan menjadi awal dari sebuah periode peralihan demokratis," kata Bush pada jumpa pers di Rwanda selama lawatannya ke lima negara Afrika. Castro (81) mengatakan bahwa ia tidak akan lagi memimpin Kuba sebagai presiden atau panglima tertinggi, dalam sebuah pernyataan pengunduran diri sebagai kepala negara 49 tahun setelah ia merebut kekuasaan dalam sebuah revolusi bersenjata. Bush mengatakan, langkah pertama yang perlu dilakukan Kuba adalah membebaskan tahanan-tahanan politik, dan masyarakat internasional harus bekerja bersama orang-orang Kuba untuk mulai membangun lembaga-lembaga yang diperlukan bagi demokrasi. "Pada akhirnya peralihan ini harus mengarah pada pemilihan umum yang bebas dan jujur, yang saya maksudkan adalah bebas dan jujur," kata Bush, seperti dikutip Reuters. "Bukan pemilu bertahap semacam ini yang Castro bersaudara berusaha menipukannya sebagai demokrasi yang benar." "Dan kami akan membantu. AS akan membantu rakyat Kuba menyadari berkah dari kebebasan," kata Bush. Hubungan Washington dengan Kuba bermusuhan tak lama setelah Castro mulai berkuasa pada 1959 dan membuat negara pulau itu bersekutu dengan Uni Sovyet selama Perang Dingin. AS memberlakukan embargo ekonomi terhadap Kuba selama lebih dari empat dasawarsa dalam upaya mengucilkan Castro. Pemerintah Bush menyambut dingin sakitnya Fidel Castro dan penyerahan kekuasaannya untuk sementara kepada saudaranya, Raul, pada musim panas 2006, karena tidak banyak perubahan yang bisa diharapkan dari sistem satu partai di bawah Raul Castro. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008