Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengingatkan agar krisis pangan yang kini tengah melanda Tanah Air jangan dijadikan komoditas politik apalagi masalah politik terutama menjelang 2009. "Krisis pangan yang melanda Indonesia saat ini telah memasuki tahap `food trap` `jebakan pangan` bahkan `killing ground` jika kita sangat mengandalkan impor sementara devisa tidak mendukung," kata anggota Presidium ICMI Muslimin Nasution di Jakarta, Rabu. Berbicara usai diterima Wakil Presiden (wapres) Jusuf Kalla di Kantor Wapres, ia mengemukakan, Indonesia pernah mengalami krisis pangan pada 1973-974 namunpada saat bersamaan Indonesia tertolong karena harga minyak dunia saat itu mengalami `booming`. Sedangkan saat ini, kondisi ekonomi nasional, reionaldan internasional tidak mendukung hingga krisis pangan ini menjadi hal krusial yang harus segera ditangani serius, apalagi krisis yang terjadi telah memasuki tahap jebakan, katanya. ICMI menilai, kebihakan pemerintah untuk meredam tingginya harga sejumlah bahan langan seperti kedelai dan gandum dengan menghapus Ppn dan mencabut SNI, hanya dapat berjalan untuk jangka pendek namun berbahaya untuk diterapkan secara jangka panjang. Mantan Menteri Kehutanan dan Perkebunan itu, menambahkan, masalah pangan dan energi tidaki bisa dianggap remeh hingga pemerintah perlu mengambil langkah konkrit seperti penganekaragaman (diversifikasi) pangan. "Kita tidak bisa menggantungkan diri pada beras semata, apalagi dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Karena itu ICMI mengusulkan kepada pemerintah untuk melakukan diversifikasi dan mengandalkan bahan pangan berbasis tepung yang lebih mudah dibudidayakan seperti ubi jalar, ubi kayu dan sagu dan sebagainya dan lebih sehat daripada beras," tutur Muslimin. Langkah diversifikasi itu penting untuk segera dikampanyekan Pemerintah mengingat masalah pangan sangat krusial dan berbahaya untuk stabilitas politik. "Jadi, menjelang 2009 apabila pemerintah tidak hati-hati krisis pangan ini bisa menjadi komoditas politik bahkan menjadi masalah politik. Karena itu kita sangat mengharapkan perhatian pemerintah," katanya. Terkait masalah ketahanan pangan tersebut, ICMI telah melakukan beberapa langkah aksi seperti pengemangan industri tepung lokal berbasis bahan baku ubi kayu (modified casava flour-mocal) dengan memanfaatkan Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008