Washington (ANTARA News) - Federal Reserve memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada 2008 0,5 persen menjadi kisaran 1,3-2,0 persen akibat jatuhnya pasar perumahan, krisis kredit, dan harga minyak yang semakin tinggi, pada Kamis atau Rabu waktu setempat. Namun, Bank sentral AS itu juga menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi akan kembali menemukan momentumnya pada 2009 dan seterusnya. Meski terpicu oleh naiknya harga minyak pada tahun ini, inflasi akan lebih terkendali pada masa mendatang sehingga The Fed diperkirakan kembali akan melanjutkan penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan. Revisi yang tajam itu mengikuti pemangkasan sebelumnya, yaitu 0,75 persen menjadi 1,8-2,5 persen setelah mencermati perkembangan terakhir. Menurut The Fed, ada beberapa faktor yang memaksa pemangkasan dilakukan, yaitu masih berlangsungnya koreksi di pasar perumahan, situasi kredit yang semakin ketat menyusul kekhawatiran terhadap kualitas kredit dan terus terguncangnya pasar finansial, serta harga minyak dunia yang semakin tinggi. Inflasi inti, tidak termasuk energi dan bahan makanan, diperkirakan naik pada kisaran 2,0-2,2 persen, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya 1,7-1,9 persen. Tapi, inflasi inti diperkirakan akan melunak dalam dua tahun kedepan menyusul "ekspektasi inflasi yang lebih terkendali," kata bank sentral, yang bisa menjadi signal penurunan suku bunga pada pertemuan FOMC 18 Maret mendatang. "Fokus utama The Fed tetap pada melambatnya ekonomi dan tidak berfungsinya pasar kredit," kata ekonom Merril Lynch, David Rosenberg seperti dikutip AFP. The Fed memprediksi pertumbuhan ekonomi 2009 akan berkisar pada 2,1-2,7 persen. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008