Tokyo (ANTARA News) - Perunding terkemuka Amerika Serikat mengenai Korea Utara pada Kamis mengaku kesulitan membujuk negara komunis itu agar menyampaikan deklarasi sepenuhnya atas program-program nuklirnya, namun dia menyatakan percaya kesepakatan akan bisa dicapai sewaktu-waktu. Christopher Hill, asisten menteri luar negeri AS untuk urusan Asia Timur, usai mengadakan serangkaian pembicaraan di Tokyo pada akhir lawatannya ke tiga negara dalam rangka melancarkan rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice ke negara-negara itu pekan depan. "Saya rasa kami mempunyai banyak tugas ke depan, namun saya berpendapat yang penting untuk diinggat adalah bahwa semua tugas akan bisa kami selesaikan," katanya kepada para wartawan setelah bertemu dengan mitra sejawat barunya dari Jepang, Akitaka Saiki. "Saya rasa kami akan bisa menyesaikan tugas itu, dan saya berpendapat kami bisa tegar dan optimis." Ia menambahkan bahwa `kami bekerjasama sangat erat dan berusaha menyelesaikan tugas ini.` Korea Utara tahun lalu menandatangani kesepakatan enam negara untuk menutup pabrik-pabrik senjata nuklirnya dengan balasan bantuan yang diperlukan dan jaminan keamanan. Pemerintah Presiden AS George W. Bush, yang mencap Korea Utara sebagai bagian dari `poros kejahatan`, telah mengupayakan pelaksanaan kesepakatan sebagai kebijakan penting luar negerinya, pada saat pihaknya bersiap meninggalkan jabatan. Namun Korea Utara tak bisa memenuhi tenggat waktu penyampaian deklarasi semua program nuklirnya pada akhir tahun lalu, di tengah-tengah tuduhan AS bahwa Pyongyang menyembunyikan proyek pengayaan nuklirnya. Hill berkunjung ke Beijing pada awal pekan ini dan bertemu dengan sejawatnya dari Korea Utara Kim Kye-Gwan, yang kembali menolak seruan-seruan AS agar pihaknya membeberkan proyek pengayaan uranium yang ditudingkan. "Jelasnya kami mendapat beberapa kesulitan sejak sekarang dalam mendapatkan apa yang kami inginkan, yakni suatu deklarasi program nuklir yang komplit dan benar," kata Hill. Namun dia menyampaikan harapan berkaitan dengan adanya unsur-unsur baru dalam perjanjian enam negara, yang memasuki tahapan ketiga, bahwa Korea Utara telah menyelesaikan deklarasi dan menutup reaktor-reaktor nuklirnya dalam tahapan kedua.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008