Kupang (ANTARA News) - Perlu dibangun sebuah pabrik baru untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi Pt Semen Kupang (Persero) dari 570 ribu ton menjadi satu juta ton per tahun. "Desain pabrik hanya mampu memproduksi 570.000 ton semen per tahun dan 300.000 ton klinker per tahun. Jika untuk meningkatkan produksinya harus dengan membangun pabrik baru," kata Direktur Utama PT Semen Kupang (Persero), Abdul Madjid Nampira di Kupang, Kamis. Sebelumnya, Menteri Perindustrian, Fahmi Idris mengatakan, pemerintah akan terus mendorong BUMN semen di Indonesia untuk menambah kapasitas produksinya guna mengantisipasi permintaan semen di dalam negeri yang tumbuh tujuh persen per tahun dan diproyeksikan permintaannya mencapai 60 juta ton pada 2013. Untuk mengantisipasi permintaan semen yang terus meningkat, menurut Fahmi, pemerintah juga mendorong BUMN semen lainnya yaitu PT Semen Baturaja dan PT Semen Kupang untuk menambah kapasitas produksi. "Memang keputusannya belum final, terkait adanya inefisiensi di PT Semen Kupang meskipun telah disuntik penyertaan modal pemerintah tetap. Tapi dua pabrik ini juga akan dikembangkan kapasitasnya," kata Fahmi. Pabrik Semen Kupang diresmikan oleh mantan Presiden Soeharto pada 14 April 1984 sebagai salah satu langkah untuk menggerakkan investasi ke wilayah timur Indonesia dengan kapasitas produksi sesuai desain pabrik sebesar 120.000 ton per tahun. Melalui optimalisasi kapasitas "cement mill", pihak manajemen terus meningkatkan produksinya menjadi 180.000 ton per tahun dan terus bergerak naik menjadi 270.000 ton per tahun sampai akhirnya membangun Pabrik Semen Kupang II pada akhir 1997. Pabrik Semen Kupang II dengan desain Tungku Tegak yang menggunakan teknologi produksi dari China dan Jerman itu mampu memproduksi 300.000 ton per tahun sebagai salah satu langkah untuk mengatasi permintaan semen di kawasan timur Indonesia sebesar 12,5 persen per tahun. Namun, kapasitas produksinya terus ditingkatkan menjadi 570.000 ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di Nusa Tenggara Timur (NTT). "Pabrik Semen Kupang I sudah lama tidak berproduksi karena bahan bakarnya terlalu mahal. Ini sebuah langkah inefisiensi agar pabrik yang ada tetap berjalan," kata Nampira. Ia menambahkan, langkah yang diambil pemerintah untuk meningkatkan produksi semen merupakan sebuah pilihan yang tepat, namun untuk PT Semen Kupang (Persero) harus dibangun pabrik baru karena desain pabrik tidak mampu memproduksi satu juta ton semen per tahun. "Konsekuensinya harus membangun pabrik baru yang membutuhkan investasi sekitar Rp1,3 triliun dengan hitungan 140 ton per dolar AS per investasi," katanya. Ia menambahkan langkah yang diambil pemerintah untuk memprivatisasi dan mendorong peningkatan produksi Semen Kupang merupakan langkah terbaik untuk memenuhi kebututan masyarakat di provinsi kepulauan ini serta stabilisasi harga bagi produk semen dari luar NTT.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008