Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah , Jumat pagi, melemah tipis karena pelaku pasar memfokuskan perhatian pada pertemuan bank sentral AS (The Fed) pada bulan depan mengenai suku bunga Fed fund. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun tiga poin menjadi Rp9.168/9.173 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.165/9.169 per dolar AS. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan pelaku pasar masih hati-hati melakukan transaksi sehingga kegiatan pasar cenderung agak berkurang. Pelaku bersikap menunggu rencana The Fed yang akan memutuskan tingkat suku bunganya pada bulan Maret mendatang, katanya. Apabila The Fed, lanjut dia, menurunkan suku bunganya maka pergerakan rupiah di pasar akan kembali menguat yang diperkirakan akan bisa mendekati angka Rp9.100 per dolar AS. Selain itu, dolar AS di pasar regional juga cenderung tertekan, akibat kekhawatiran pelaku asing terhadap pertumbuhan ekonomi AS yang cenderung ke resesi, katanya. Menurut dia, tekanan negatif terhadap rupiah terutama berasal dari melemahnya pasar saham regional akibat kekhawatiran pelaku terhadap ekonomi AS yang didukung perkiraan The Fed akan kembali menurunkan suku bunganya. Pasar juga menunggu reaksi investor asing apakah akan kembali menempatkan dananya di pasar domestik, setelah The Fed menurunkan suku bunga, ujarnya. Ia mengatakan, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunganya sebesar 50 basis poin menjadi 2,5 persen untuk memicu pertumbuhan ekonominya. Penurunan suku bunga The Fed ini merupakan yang ketiga kali pada awal tahun ini (semester pertama 2008), sehingga akan mendorong rupiah berada di bawah angka Rp9.200 per dolar AS, ucapnya. Sementara itu, perdagangan mata uang asing seperti Euro terhadap dolar AS mencapai 1,4817 dan dolar AS terhadap yen jadi 107,48. Dolar AS terhadap yen naik sebesar 0,1 persen, namun terhadap euro melemah, kata seorang pedagang valas. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008