Seoul (ANTARA) - Kantor Berita Korea Utara (KCNA) mengatakan pada Sabtu, seorang mahasiswa Australia yang diusir dari negara itu setelah penahanan selama 10 hari berakhir, melakukan "aksi mata-mata" melalui pekerjaannya dengan media asing.

Alek Sigley, yang sudah ditahan di Korea Utara sejak 25 Juni merupakan pengguna media sosial aktif dan juga penyumbang reguler bagi organisasi-organisasi media internasional termasuk NK News mengenai keberadaannya di Korea Utara.

"Penyelidikan mengungkap bahwa atas dorongan NK News dan media anti-DPRK lainnya ia menyerahkan beberapa kali data dan foto yang dia kumpulkan dan analisis sambil menyusuri Pyongyang dengan menggunakan kartu identitas seorang mahasiswa asing," kata KCNA.

Laporan paling terbarunya, yang diunggah pada 30 April, menceritakan pengalaman-pengalaman ketika dia makan di Pyongyang, menurut laman NK News.

"Alek mempublikasikan enam artikel yang merupakan kisah pekerjaannya bersama kami dan ide bahwa tulisan-tulisan itu, yang dipublikasikan secara transparan dengan menggunakan namanya antara Januari dan April 2019, merupakan "anti-negara" adalah salah penafsiran yang kami tolak," kata Chad O'Carroll, CEO the Korea Risk Group, penerbat NK News dalam satu pernyataan.

Menurut dia, tulisan Sigley merupakan pandangan hidup yang tak terkait politik dan pandangan mendalam di Pyongyang yang dipublikasikannya dalam usaha menunjukkan sisi kehidupan sehari-hari di Ibu Kota Korea Utara itu kepada para pembacanya.

KCNA mengatakan Sigley mengakui "aksi mata-mata" yang dilakukannya dan berulang-ulang meminta ampun. Diberitakan ia diusir dari Korea Utara pada Kamis.

Pada Jumat Sigley mengatakan ia selamat dan dalam keadaan baik di Tokyo dan bermaksud kembali ke kehidupan normal.

Sumber: Reuters

Baca juga: Mahasiswa Australia diperingatkan tak kembali ke Korea Utara
Baca juga: Mahasiswa Australia yang hilang di Korut sudah kembali
Baca juga: PM Australia doakan mahasiswa yang hilang di Korut pulang aman


 

Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Maria D Andriana
COPYRIGHT © ANTARA 2019