Bandung (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) fokus untuk menggarap peluang pasar pesawat komersial dengan mengembangkan program CN-235 Next Generation dengan meningkatkan kapasitas dan kemampuan pesawat itu. "Program ini siap running, diharapkan 14-18 bulan ke depan sudah bisa direalisasikan. Semuanya tergantung investasi," kata Dirut PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso di Bandung, Jumat. Pesawat CN-235 NG yang akan dikembangkan itu mempunyai kapasitas maksimal 45 tempat duduk dan diproyeksikan untuk melayani penerbangan komersial dalam negeri. Selama ini, kata Budi Santoso, PTDI lebih banyak memproduksi CN-235 tipe militer. "Pesawat itu akan dimodifikasi, ada perubahan dari tipe sebelumnya. Bila versi militer ada reem door, untuk pesawat komersil tidak pakai fasilitas itu karena tidak akan diperlukan," kata Budi. Menurut Budi, pesawat propeler atau berbaling-baling produk PTDI sangat cocok untuk karakter penerbangan komersial dalam negeri, khususnya di Indonesia. Selain itu, beberapa negara juga membutuhkan pesawat jenis ini. "Jenis pesawat itu punya keunggulan di kelasnya," katanya. Ia menyebutkan beberapa keunggulan pesawat propeler adalah lebih murah perawatannya serta lebih irit bahan bakar. Dengan ukuran yang lebih kecil lebih memungkinkan untuk melayani penerbangan ke berbagai daerah yang memiliki keterbatasan landasan pacu. Saat ini, PTDI mendapat pesanan pesawat C-121 dari Merpati Airlines untuk memperkuat armada penerbangan domestiknya. PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melakukan kerjasama dengan Eurocopter, sebuah perusahaan produsen helikopter di bawah naungan konsorsium European Aeronauric Defence And Space Company (EADS). Sementara itu pada 2008 ini, PTDI melakukan kerjasama dengan Eurocopter Philipe Herache untuk pembuatan air frame (komponen) Super Puma MK II, studi bersama pengembangan helikopter BO-105 dan assembly line & flight line (perakitan) untuk memenuhi pesanan militer, pemerintah dan lembaga di Indonesia. Kerjasama juga menyangkut perawatan, pemeliharaan semua helikopter yang ada di Indonesia termasuk kontribusi dari pemasok atau supplier Eurocopter, dan dukungan purna jual setelah pemesanan atau penjualan. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008