Paris (ANTARA News) - Pemain yang tiga kali terpilih sebagai pesepakbola terbaik dunia, Ronaldo, mengubur keinginnannya untuk bisa kembali bermain dan lebih memilih fokus pada fisioterapi yang akan memakan waktu lama untuk menyembuhkan lutut kirinya yang cedera. Striker AC Milan berusia 31 tahun itu menjalani operasi di Rumah Sakit Pitie-Salpetriere di Paris pekan lalu pada tendon lutut kirinya yang robek saat bermain melawan Livorno di Seri A. Cedera tersebut adalah cedera yang baru saja dialami Ronaldo dari sekian kali cedera lutut yang menghantui karir cemerlangnya, tampil sebagai pencetak gol terbanyak di Piala Dunia. "Hati saya mengatakan ingin kembali bermain tetapi tubuh saya menyalakan sinyal kelelahan dan sakit," kata Ronaldo yang seharusnya keluar dari rumah sakit pada Jumat tetapi masih tetap tinggal di Paris selama dua pekan ke depan sebelum kembali ke Milan. "Ini adalah pukulan paling berat, secara fisik dan mental," akunya dikutip AFP. "Saya masih tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Saya belum akan berpikir untuk kembali bermain. Saya harus fokus pada upaya memulihkan fisik. Ini sangat berat. "Jika saya bisa benar-benar pulih, maka saya akan kembali bermain. Jika terjadi hal lain, maka akan sangat sulit dan keputusannya pasti menyedihkan. Saya menyadari jembatan seperti apa yang harus saya lalui. Saya memiliki pengalaman sembuh dari cedera." Menurut Profesor Yves Catonne, kepala ortopedi dan operasi olahraga di Rumah Sakit Pitie-Salpetriere, Ronaldo tampaknya harus menunggu selama lima hingga enam bulan sebelum dapat melakukan lari-lari kecil dan delapan bulan sebelum bermain di lapangan. Dokter yang melakukan operasi, Profeson Eric Rolland, menyatakan secara detil apa yang dihadapi Ronaldo untuk bisa pulih. "Ia harus memastikan pelindung di kaki kanannya tetap berada di tempatnya dan berjalan dengan tongkat untuk setidaknya satu bulan setengah hingga jaringan yang terluka benar-benar solid. "Ia bisa menumpukan kakinya di tanah tetapi harus berhati-hati dan tidak melakukan gerakan yang mendadak. "Setelah itu, kami bisa menilai apakah ia mampu melakukan gerakan yang lebih fleksibel jika lututnya mampu. Ia pun belum mampu berlari, mungkin dalam waktu empat atau lima bulan lagi. "Ia harus menunggu enam bulan sebelum melakukan latihan otot. Latihan penuh dan keras baru sembilan bulan lagi."(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008