Padang (ANTARA News) - Ketinggian gelombang di perairan Sumatera Barat, sepanjang Minggu (24/2) berpotensi mencapai empat meter dan kemungkinan disertai angin kencang berkecepatan 26 knot per jam dari arah barat yang diingatkan membahayakan aktivitas pelayaran. Analis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Tabing Padang, Yanuar Hendy P, Sabtu, mengisyaratkan ketinggian ombak mencapai empat meter itu, perlu diwaspadai para nelayan dan pelaku pelayaran, karena dampaknya yang bisa membahayakan perahu dan kapal Ferry. Sementara ketinggian ombak sekitar delapan mil dari bibir pantai Sumbar atau rute pelayaran Padang-Mentawai, sehari ke depan berpotensi 2,5 meter, juga berbahaya bagi aktivitas nelayan tradisional kawasan pantai Sumbar. Menurut dia, ketinggian gelombang laut, selain diiringi kecepatan angin, juga disertai dengan cuaca di perairan Sumbar, yang berpeluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada siang dan malam hari. Sementara itu, cuaca daratan Sumbar umumnya berawan dan berpeluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai petir. BMG juga mengingatkan warga Sumbar, untuk mewaspadai angin kencang, bertiup dari barat hingga barat laut dengan kecepatan mencapai 30 km per jam di daratan wilayah itu. Temparatur udara 22 - 30 derajad celcius dan kelembaban udara 62 - 97 persen. Secara terpisah, Kepala Kantor Administrator Pelabuhan (ADPEL) Klas I Teluk Bayur, Padang, Darmalis Syam, SH, dihubungi menjelaskan, pihaknya sudah menyarankan pihak sabandar untuk selalu mengingatkan kapal-kapal yang akan berlayar. "Petugas yang piket agar selalu mengamati perkembangan cuaca di laut sesuai keterangan dari BMG, sehingga tidak terjadi hal di luar dugaan,"katanya. Terkait kondisi cuaca atau ketinggian ombak itu, kata dia, belum begitu mempengaruhi aktivitas pelayaran di perairan Sumbar, khususnya rute Padang-Mentawai kapal barang dan penumpang masih berlayar sesuai jadwalnya. "Kita juga menghimbau pelaku pelayaran untuk tetap tingkatkan kewaspadaan dan terus amati perkembangan cuaca sebelum melakukan pelayaran," demikian Darmalis Syam.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008