Surabaya (ANTARA News) - Keselamatan di alur pelayaran Pelabuhan Tanjung Perak kini terancam dengan adanya pemasangan pipa gas yang melintang di alur tersebut oleh PT Kodeco. Informasi yang dihimpun ANTARA News dari masyarakat pelabuhan di Tanjung Perak Surabaya, Selasa, menyebutkan, pipa yang rencananya untuk gas itu kini telah digelar melintang di alur pelayaran sekitar buoy-6. Dengan demikian, kapal-kapal dengan draft besar yang akan keluar masuk atau lego jangkar di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya harus sangat hati-hati. "Saat ini saja sudah mengkhawatirkan, apalagi kalau nanti pipa tersebut sudah difungsikan untuk jalur gas, tentu sangat berbahaya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan bisa menimbulkan ledakan," kata Ketua Asosiasi Pelayaran Niaga Nasional (INSA) Tanjung perak Surabaya, Prabowo Budhy Santoso. Selain itu, rencana PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III untuk mengeruk alur hingga 12 meter guna memperlancar arus kapal menjadi sia-sia. Bahkan, rencana pengembangan pelabuhan internasional di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak juga tinggal mimpi. Karena itu, ia berharap rencana pemasangan pipa gas tersebut dikaji ulang agar arus lalu lintas kapal dari dan ke Pelabuhan Tanjung Perak aman. Hal senada diungkapkan Dirut PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Adji Pamungkas. Pemasangan pipa gas melintang alur sangat berbahaya bagi pelayaran. Jika rencana tersebut tetap dilanjutkan, pemasangan pipa gas itu tidak hanya mengancam keselamatan pelayaran, tapi juga akan menggoncang perekonomian Jatim. Alasannya, kapal-kapal besar tidak akan mau lagi melayani jalur pelayaran ke Tanjung Perak. Dengan demikian, perekonomian Jatim akan merasakan dampaknya, sebab diakui atau tidak, pelabuhan adalah pintu perdagangan yang sangat penting. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah pusat maupun daerah dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut agar nantinya tidak menyesal jika dampak yang ditimbulkan sangat besar. Sementara itu, kalangan pandu di Pelabuhan Tanjung Perak kini juga was-was ketika memandu kapal, utamanya kapal-kapal besar, keluar masuk pelabuhan seiring dengan adanya pipa melintang di alur pelayaran. Pipa di sekitar bouy-7 kini melintang ke arah timur, sedangkan di sekitar bouy-6 hingga bouy-11 memotong alur ke utara.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008