Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) H Wiranto, SH mengajak seluruh komponen bangsa Indonesia untuk mewujudkan NKRI yang berdaulat yakni dengan mengatasi kemiskinan yang menimpa puluhan juta jiwa penduduk Indonesia. "Kemiskinan adalah masalah bersama bangsa Indonesia, mari kita bersinergi menyelesaikan masalah ini secara bersama-sama," katanya kepada pers setelah berbicara pada Seminar Nasional Dies Natalis ke-45 Universitas Brawijaya (Unibraw) di Malang, Jatim, Kamis. Menurut mantan capres RI itu, langkah konkret untuk mengatasi kemiskinan, yakni menyediakan lapangan pekerjaan, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas serta pemerataan dan pertumbuhan ekonomi. Selaian itu, Untuk mengatasi kemiskinan, seluruh komponen mayarakat Indonesia harus memiliki kebanggaan atas bangsa sendiri serta mewujudkan Indoneia menjadi negara produsen berbagai macam produk dan bukan lagi menjadi negara konsumen seperti saat ini yang dibanjiri produk-produk asing. Wiranto menegaskan, saat ini sumberdaya alam (SDA) tidak bisa lagi menjadi andalan utama untuk menyejahterakan rakyat, karena SDA Indonesia telah "dikeruk" habis untuk kepentingan kapitalis. Dia berpendapat, untuk menuju sasaran mengatasi kemiskinan dan menyelematkan bangsa dari korban kapitalis global, yakni menyiapkan pemimpin dan kepemimpinan yang paham tentang Indonesia dan mengetahui apa yang dilakukan dan juga cerdas secara spiritual. "Persyaratan menjadi pemimpin Indonesia, antara lain adanya keabsahan konstitusional," kata mantan Mehankam/Pangab itu. Pemimpin, katanya, harus mempunyai persyaratan secara individual "STMJ" yakni sadar bahwa jabatan adalah amanah, tahu dan mengerti aspirasi rakyat, mau menyelesaikan masalah rakyat, jamin bahwa dia menjabat untuk kemaslatan. Menanggapi potret reformasi selama 10 tahun, Wiranto mengatakan, harus ada perubahan secara fundamen untuk menuju perubahan global. "Demokratisasi, tapi nyatanya 10 tahun hanya berputar-putar tanpa ada tujuan yang dicapai. Saat ini demokrasi hanya jadi komoditas, kita butuh demokrasi yang 'aflicable"," katanya. Tokoh nasional itu menambahkan, bangsa Indonesia yang memiliki identitas kebangsaan dan kekeluargaan saat ini tergeser oleh imbas paham neoliberalisme dan individualisme serta "pertarungan" ideologi dan politik aliran. Karena itu, Wiranto mengajak semua pihak untuk kembali ke hati nurani guna memerangi imbas dari paham neoliberalisme dan individualisme, serta agar bangsa Indonesia mampu bersaing dengan asing.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008