Sumedang (ANTARA News) - Perum Bulog menyatakan siap menampung berapa pun jumlah gabah kering giling yang dijual petani dengan harga Rp2.000 hingga Rp2.600 per kg. "Produksi gabah kita harus digenjot sebanyak-banyaknya dan kami akan beli Rp2.600 per kg kalau petani menjual dalam keadaan kering giling," kata Direktur Utama Perum Bulog, Mustafa Abubakar, di Sumedang, Kamis sore. Ia mengatakan selama petani mampu menjaga kadar air gabah tidak lebih dari 14 persen dan jumlah patahan tidak lebih dari 20 persen, pihaknya siap menampung gabah kering giling yang dijual petani berapa pun jumlahnya. Bulog wajib membeli dengan harga minimal Rp2.000 bahkan Rp2.600 bila petani menjualnya dalam keadaan gabah kering giling. "Upayakan para petani agar menjual padi dalam keadaan kering giling agar harganya bagus. Manfaatkan alat pengering berbahan bakar sekam," katanya. Ia menilai fenomena pangan dunia dalam siklus 100 tahunan menunjukkan harga pangan yang semakin meroket. Sejumlah harga pangan menembus rekor harga tertinggi seperti misalnya jagung dan kedelai. "Naiknya harga pangan dunia ini sangat mengkhawatirkan dan berisiko, apalagi kalau kita masih mengandalkan impor," katanya. Mustafa mencontohkan beberapa tahun silam amat mudah bagi Indonesia mengandalkan impor saat Indonesia mengalami defisit beras. "Kita tinggal datang ke Thailand, Vietnam, dan China mudah didapat di sana dengan harga yang murah," katanya. Namun, saat ini untuk mendapatkan bahan pangan di pasar dunia sangat sulit, tambah lagi harganya juga mahal. Oleh karena itu, program diversifikasi pangan perlu diterapkan mengingat saat ini harga beras telah mencapai angka 570 dolar AS per ton. Mustafa mengatakan, momen mahalnya harga pangan dunia saat ini harus dimanfaatkan untuk menggenjot produktivitas beras di Tanah Air. "Beberapa negara misalnya Malaysia dan Brunei Darussalam sudah menyatakan siap untuk menampung ekspor beras kita," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008