Yerevan (ANTARA News) - Sebanyak delapan orang tewas dalam bentrokan antara polisi dengan pemrotes di ibukota Armenia, Yerevan, kata polisi setempat dalam pernyataannya beberapa jam setelah keadaan daruat diberlakukan, demikian laporan AFP. "Bentrokan antara polisi dan para pemrotes itu menewaskan delapan orang," kata pernyataan itu, yang mengutip angka korban dari kementerian kesehatan. Pernyataan itu tidak menjelaskan apakah mereka yang tewas itu adalah para pemrotes atau polisi. Namun, sebanyak 33 polisi dilaporkan cedera dalam bentrokan itu. "Polisi mengimbau masyarakat, agar hati-hati, mendukung dan mentaati semua peraturan keadaan darurat," kata pernyataan itu. Tank-tank dan pasukan berpatroli di Yerevan pada Ahad, setelah protes-protes yang rusuh terhadap apa yang dituduhkan kecurangan dalam pemilihan presiden di bekas wilayah Republik Uni Sovyet itu. Situasi tenang setelah pemberlakuan keadaan darurat Sabtu petang menanggapi kerusuhan tersebut. Keadaan darurat itu akan diberlakukan di ibukota Yerevan sampai 20 Maret 2008, sesuai dengan satu keputusan yang ditandatangani Presiden Robert Kocharian. Sejumlah 12 kendaraan pengangkut pasukan dan sekira 100 tentara berjaga-jaga di luar gedung utama pemerintah dan kementerian luar negeri. Beberapa tank terlihat di lokasi bentrokan pada Sabtu malam, antara polisi dan para pemrotes. Aksi kekerasan dimulai Sabtu pagi, ketika polisi anti-huru hara membersihkan sebuah taman di pusat kota itu, di mana para pemrotes berkemah sejak pemilihan presiden pada 19 Februari 2008 yang dimenangkan oleh sekutu Kocharian, Perdana Menteri (PM) Serzh Sarkisian. Pemenang kedua, pemimpin oposisi Levon Ter Petrosian, mengatakan bahwa ia dikenakan tahanan rumah, kendati pun pemerintah membantah hal tersebut. Akan tetapi, ribuan demonstran segera berkumpul kembali di sebuah taman lain. Ketika polisi berusaha membubarkan aksi setelah malam tiba, para pemrotes melawan dengan melemparkan bom-bom bensin, kayu-kayu dan batu-batu. Polisi pun menggunakan gas air mata dan peluru tajam guna. Para pemrotes akhirnya meninggalkan jalan-jalan itu setelah diimbau para pemimpin mereka. Seorang juru bicara polisi mengatakan, sebelumnya bahwa delapan perwira polisi menderita luka tembak dalam kerusuhan itu dan beberapa orang berada dalam kondisi serius. Sejumlah pemrotes terlihat dengan luka-luka di kepala dan luka bakar, tetapi tidak ada informasi resmi mengenai korban di kalangan pengunjukrasa. Para pemrotes berkumpul di Yerevan untuk hari ke-11 secara berturut-turut memprotes apa yang disebut kecurangan dalam pemilihan presiden -- yang menurut organisasi pemantauan pemilu itu "sebagian besar" memenuhi standar internasional. Kalangan pemrotes mengatakan, pemilu itu curang guna menjamin kemenangan Serzh Sarkisian, sekutu dekat presiden sekarang yang sebentar lagi akan melepaskan jabatan. Hasil-hasil resmi menyebutkan 52,9 persen suara mendukung Sarkisian dan 21,5 persen untuk Ter Petrosian. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2008