Moskow (ANTARA News) - Dmitry Medvedev, perdana menteri dalam kabinet pimpinan Presiden Vladimir Putin, meraih hampir 70 persen suara yang telah dihitung dalam pemilihan presiden Rusia, Ahad, demikian keterangan Komisi Pemilihan Umum Pusat (CEC). Xinhua melaporkan, CEC telah menghitung 65 kertas suara yang diterima, dan Medvedev meraih 69,08 persen. Pemimpin kubu Komunis, Gennady Zyuganov, tertinggal jauh di belakang dengan 18,3 persen suara. Pemimpin Partai Demokratik Lbieral Vladimir ZHirinovsky memperoleh 10,05 persen dan pemimpin Partai Demokratik Andrei Bogdanov hanya meraih 1,3 persen, demikian hasil CEC. Pemimpin CEC Vladimir Churov menyatakan pemilihan umum itu sah tak lama setelah tempat pemungutan suara ditutup. Putin, Ahad malam di Lapangan Merah, memuji kemenangan Medvedev dalam pemilihan presiden tersebut. "Kemenangan ini akan menjadi jaminan dalam mempertahankan jalur yang telah kita pilih dan laksanakan bersama. Jalur itu akan berlanjut," kata Putin kepada pendukung Medvedev yang melaksanakan perayaan di Lapangan Merah. Medvedev, bersama dengan Putin, mengucapkan terima kasih kepada seorang orang yang memilih dia dan berjanji ia akan melanjutkan kebijakan Putin. Namun, Zhirinovsky menolak untuk mengakui hasil penghitungan suara Ahad yang disiarkan oleh CEC. Ia berikrar akan menantang hasil tersebut di pengadilan, demikian laporan kantor berita Itar-Tass. "Tentu saja, kami akan membawanya ke pengadilan ... Saya takkan meninggalkan para pemilih saya, saya akan tetap bersama mereka sampai akhir," kata Zhirinovsky Zyuganov juga mengatakan ia akan mengajukan tuntutan ke pengadilan mengenai dugaan penipuan dalam pemilihan umum tersebut. "Saya mempunyai bukti mengenai pemalsuan pemilihan umum dan akan mengajukan tuntutan ke pengadilan," kata Zhirinovsky sebagaimana dikutip oleh kantor berita Rusia. Pemimpin CEC Churov mengatakan organisasi itu akan menang dalam proses pengadilan yang digagas oleh Gennady Zyuganov dan Vladimir Zhirinovsky. "Kami telah menang dalam menghadapi berbagai tuntutan hukum sebelumnya," katanya. "Pemilihan presiden Rusia dengan ketat mematuhi hukum dan standard internasional," kata beberapa pengamat dari Permakmuran Negara Merdeka (CIS) setelah pemungutan suara. Pengamat dari Oganisasi Kerjasama Shanghai (SCO) juga telah menyatakan pemungutan suara tersebut sah. "Menurut kami, pemilihan umum itu sah, jujur, terbuka dan menjamin kebebasan menyampaikan pendapat rakyat Rusia," kata Bolat Nurgaliyev, Sekretaris Jenderal dan pemimpin misi pengamat SCO. Hingga pukul 19:00 waktu Moskow (23:00 WIB), pemilih yang datang berjumlah sebanyak 64 persen, lebih banyak dari jumlah pemberi suara dalam pemilihan presiden 2004, yang berjumlah 61 persen, kata Churov, Ahad malam. Seorang calon harus meraih lebih dari 50 persen suara untuk tampil sebagai pemenang langsung. Jika tidak, pemgutan suara akan diselenggarakan antara dua calon teratas untuk memilih seorang pemenang. CEC menyatakan negara itu memiliki 108,94 juta pemilih yang memenuhi syarat dan 96.301 tempat pemungutan suara di seluruh negara luas tersebut. Orang Rusia yang tinggal di luar negeri dapat memberi suara di 364 tempat pemungutan suara di 142 negara. Di sebagian daerah terpencil, pemungutan suara dimulai sekitar dua pekan sebelum hari pemungutan suara. CEC dijadwalkan menyiarkan hasil awal pukul 10:00 waktu setempat Senin (14:00 WIB), dan hasil akhir akan diumumkan Jumat. Presiden saat ini, Putin, berdasarkan undang-undang dilarang berusaha memperoleh masa jabatan ketiga.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008