Jakarta (ANTARA News) - Masih banyak klub yang merasa persyaratan untuk bisa mengikuti Liga Super --peringkat tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia-- sulit dipenuhi dalam waktu dekat, tetapi Badan Liga Indonesia (BLI) menegaskan, persyaratan itu bukanlah hambatan. Direktur Kompetisi BLI, Joko Driyono, di Jakarta, Selasa, di sela-sela acara pertemuan antara klub dengan BLI menyatakan bahwa Liga Super adalah sebuah kesempatan bagi klub yang memang berniat memajukan sepak bola Indonesia. "Persyaratan ini adalah sebuah kesempatan, bukan hambatan dan saya pikir dalam pertemuan tadi banyak klub yang sudah memahami itu," ujar Joko. "Anggap saja Liga Super 2008 adalah kilometer nol sepak bola Indonesia. Kita membangun kembali dari awal menuju pengembangan bisnis sepak bola yang menguntungkan," ujarnya. Untuk dapat mengikuti Liga Super, klub yang musim lalu menempati peringkat sembilan besar di Wilayah Satu dan Dua, harus memenuhi lisensi klub profesional dengan standar optimal sesuai ketentuan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Klub akan mendapat lisensi klub profesional setelah memenuhi beberapa kriteria, yakni sporting, infrastruktur, personil dan administrasi, legal, dan finansial. Beberapa klub merasa persyaratan tersebut masih harus dikompromikan agar tidak harus dipenuhi seluruhnya dulu dalam waktu yang singkat, mengingat Liga Super dijadwalkan bakal bergulir pada Juli mendatang. "Membentuk sebuah badan hukum seperti PT itu sulit, banyak aspek yang harus dibahas dulu oleh klub seperti misalnya aset. Tidak mungkin bisa dipenuhi pada Mei, butuh waktu sekitar lima tahun untuk mewujudkannya, kecuali kalau hanya sekedar membentuk badan hukum," kata Sekretaris Eksekutif Persib Bandung Edi Djukardi. "Persib sepakat bahwa sepak bola harus berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan tetapi sepertinya untuk awal ini kita harus kompromi terlebih dulu dengan AFC," tambahnya. Perwakilan klub lain, seperti PSM Makassar dan Persijap Jepara juga mengungkapkan hal yang sama walau ada beberapa klub, seperti Persija Jakarta dan Arema Malang, menyatakan mereka siap mengikuti Liga Super dan tinggal menunggu hasil verifikasi BLI. Namun, Joko menegaskan bahwa persyaratan yang diterapkan untuk klub Indonesia juga sudah merupakan hasil kompromi dengan AFC. Misalnya, lanjut Joko, untuk masalah finansial, klub hanya diminta laporan keuangan yang sudah diaudit, tidak rincian lainnya. Untuk status badan hukum, ujar Joko, AFC sudah tegas menetapkan bahwa klub adalah sebuah "commercial entity". "Kami akan menanyakan kepada AFC apakah klub yang masih berproses menjadi sebuah badan hukum bisa ikut dalam Liga Super 2008 atau hanya untuk yang sudah berbadan hukum," jelasnya. Joko kembali menegaskan bahwa profesionalisasi liga harus segera diwujudkan dan akhirnya akan berujung kepada kemandirian klub. "Banyak yang menganggap ini tidak mudah, tetapi proses menuju kemandirian klub dan bisnis sepak bola harus segera dimulai," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2008