Malang (ANTARA News) - Imam Sugiantoro (59), warga Desa Sumberpucung, Malang, Jatim hilang terhempas ombak Pantai Ngliyep ketika tengah melarung sesaji dalam upacara ritual di pantai di wilayah Kecamatan Donomulyo itu. Nasib malang menimpa Imam, sementara tiga rekannya berhasil melarikan diri dari gulungan ombak besar yang menggelepar melewati bibir pantai hingga menghantam tebing Gunung Kombang hingga jangkauan ketinggian 5 hingga 6 meter. Camat Donomulyo, Djoko Buwono, ketika dikonfirmasi pada Rabu menyatakan korban belum ditemukan, pihaknya bersama Muspika kecamatan dan para nelayan setempat masih melakukan pencarian. "Sebenarnya yang melakukan larung sesaji ada empat orang, namun tiga orang lainnya selamat dan melarikan diri setelah melihat gulungan ombak yang cukup tinggi hingga menjangkau Gunung Kombang yang berada diketinggian sekitar 5 sampai 6 meter dari bibir pantai," katanya. Ia mengatakan, berdasarkan keterangan dari ketiga rekannya yang melakukan larung sesaji, sebenarnya mereka hendak melarung 10 "wadah" sesaji, namun ketika melarung sesaji yang ke-7, tiba-tiba ada ombak setinggi lebih dari empat meter menyeret Imam. Menurut Djoko, keempat orang yang melakukan ritual larung sesaji tersebut, ketika masuk ke kawasan pantai wisata Ngliyep tanpa melalui juru kunci, sehingga "lepas" dari pengawasan petugas. Padahal, lokasi yang dijadikan tempat ritual dan larung sesaji itu termasuk kawasan yang cukup berbahaya dan sudah dipasang tanda larangan, tetapi mereka masuk melalui jalan lain. Tiga orang yang selamat dari amukan ombak pantai wisata Ngliyep tersebut berasal dari Semarang (Jateng), Pakis, dan Sumberpucung Kabupaten Malang. "Pada saat mereka melakukan ritual itu tidak ada kegiatan atau upacara keagamaan seperti `Melasti" yang dilakukan umat Hindu menjelang perayaan Nyepi yang digelar di Pantai Balaikambang, sehingga mereka melakukan ritual itu secara pribadi," katanya menegaskan. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata (Dishubpar) Kabupaten Malang, Purnadi mengemukakan, jika hilangnya salah seorang warga Sumberpucung itu merupakan kesalahan petugas, maka Pemkab akan mengambil tindakan tegas. Tetapi, jika kesalahan itu dilakukan oleh pribadi yang bersangkutan, maka Pemkab untuk sementara akan menutup kawasan pantai wisata tersebut. "Kalau ada kelalaian pengelola wisata, misalnya, tidak dipasang rambu-rambu berbahaya, dilarang berenang atau mengijinkan pengunjung masuk tanpa pengawasan ketat, maka tidak menutup kemungkinan kawasan wisata pantai akan kami tutup sementara sampai cuaca normal," katanya menegaskan.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008