Seoul (ANTARA News) - Korea Utara (Korut) Rabu menyalahkan AS atas kemacetan dalam perjanjian perlucutan senjata nuklir, dan mengatakan Washington melaksanakan "nol persen" mengenai perjanjian itu. Korut tidak akan terburu-buru dalam melaksanakan perjanjian enam negara itu, kata suratkabar Rodong Shinmun milik Partai Pekerja yang komunis itu. Dalam sebuah komentar suratkabar itu menuduh Washington sulit dipercaya, terutama karena tidak menghapuskan Korut dari satu daftar negara sponsor-sponsor terorisme. Pyongyang akan melakukan kontra tindakan "yang sangat keras" kecuali Washington meninggalkan kebijakan garis kerasnya, kata suratkabar itu memperingatkan tanpa menjelaskan lebih jauh dalam komentar yang disiarkan kantor berita Korean Central News Agency (KCNA) itu. Korut tahun lalu menandatangani kesepakatan untuk memusnahkan senjata nuklirnya dengan imbalan bantuan yang sangat dibutuhkan dan jaminan keamanan dan kemudahan-kemudahan diplomatik. Tetapi proses itu mengalami kemacetan saat menunggu sebuah deklarasi Korut tentang semua program nuklirnya, yang dijanjikan akan disampaikan akhir tahun lalu. Pyongyang mengatakan pihaknya telah mengajukan satu daftar lengkap Nopember tahun lalu termasuk laporan penuh tentang program pengayaan uranium yang dirahasiakannya dan tindakan-tindakan penyebaran senjata nuklir. Komentar itu juga menyatakan bahwa Korut menerima hanya sebagian bahan bakar minyak atau setara dengan bantuan energi yang dijanjikan dengan imbalan denuklirisasi. "Realitasnya seperti ini. Untuk alasan apa kami harus buru-buru sementara prinsip dari tindakan itu untuk dilaksanakan tidak dipegang?" katanya. Komentar itu juga membantah pernyataan-pernyataan Korut sengaja melambatkan sementara menunggu seorang presiden baru AS. "Kami tidak peduli siapa yang akan menjadi presiden AS mendatang. Menggelikan dan satu dongeng bahwa kekuatan konservatif AS yang berhaluan keras menyesatkan opini publik seolah-olah kami mengantisipasi sesuatu dari presiden AS mendatang," kata suratkabar itu. Deputi jurubicara Departemen Luar Negeri AS Tom Casey , Selasa mengatakan bahwa Washington mengharapkan Korut akan menyerahkan satu deklarasi lengkap dalam "waktu yang tidak terlalu lama." Ia mengatakan perunding nuklir AS Christopher Hill telah melakukan beberapa pertemuan yang baik baru-baru ini dengan rekan-rekan Chinanya dalam perundingan enam negara yang juga melibatkan dua Korea, Rusia dan Jepang. Hill mengatakan di Hanoi, Senin ia berharap perundingan itu dapat dimulai kembali bulan ini, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008