Jakarta (ANTARA News) - Selama kunjungan di Indonesia, Pangeran Andrew membicarakan peluang Inggris untuk bekerja sama mengelola lapangan gas alam Blok D-Alpha di Perairan Natuna, Kepulauan Riau. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro, di Kantor Presiden Jakarta, Kamis, menjelaskan Pangeran Andrew saat bertemu di Departemen ESDM, Selasa (4/3), mengemukakan keinginan Inggris untuk menambah investasi energi di Indonesia. "Mereka ingin investasi di Indonesia. Mereka juga ingin Shell ikut aktif di Natuna," ujar Purnomo. Setelah negosiasi pemerintah dengan Exxonmobil menemui jalan buntu, Pemerintah telah memutuskan untuk menyerahkan pengelolaan Blok Natuna D-Alpha kepada Pertamina. Namun, Pertamina membutuhkan dukungan finansial dan teknologi untuk mengelola lapangan gas alam yang diperkirakan membutuhkan investasi senilai 30 miliar dolar AS itu, sehingga harus menggandeng investor asing. Direksi Royal Dutch Shell Group pada 2007 telah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, untuk membicarakan kemungkinan pengelolaan Blok Natuna D-Alpha. Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina, Ari Soemarno, juga menyatakan Shell termasuk salah satu perusahaan yang diperhitungkan untuk bekerjasama dengan Pertamina mengelola Blok Natuna. Selain membicarakan peluang kerjasama di Blok Natuna, kata Purnomo, Pangeran Andrew yang menjadi utusan khusus Kerajaan Inggris untuk perdagangan dan investasi internasional itu juga membicarakan proyek perusahaan pertambangan Rio Tinto yang baru memulai eksploitasi mereka di Rasampala, Morowali, Sulawesi Tengah. Pangeran Andrew dalam lawatannya ke Indonesia, Rabu (5/3) juga mengunjungi lapangan gas alam Tangguh di Papua, yang dikelola perusahaan Inggris, British Petroluem. Purnomo mengatakan, Pangeran Andrew berharap proyek Tangguh yang bernilai Rp50 triliun itu berjalan sukes dan menjadi simbol dari kerjasama Indonesia dan Inggris. Menurut rencana, lapangan gas Tangguh mulai beroperasi akhir 2008 dan memulai ekspor gas ke Jepang, China, dan Amerika Serikat. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008