Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan pada Januari 2008 turun Rp14,6 triliun atau 1,4 persen menjadi Rp1.031,1 triliun dibandingkan Desember 2007. "Hal ini terutama terjadi pada kredit modal kerja dan sektor perdagangan," kata Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Amril Arief di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, penurunan tersebut merupakan siklus tahunan. "Bulan Januari, kredit biasanya turun, karena banyak nasabah yang belum memanfaatkannya, dan akan meningkat pada Februari," katanya. Di sisi lain, penurunan kredit tersebut justru diikuti oleh rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR/loan to deposit rasio) dari 69,2 persen pada Desember 2007 menjadi 70,1 persen. Peningkatan LDR tersebut karena adanya penurunan dana masyarakat yang disimpan di bank (dana pihak ketiga/DPK). "DPK turun 2,6 persen dari Rp1.510,7 triliun pada Desember 2007 menjadi Rp1.471,2 triliun pada Januari 2008," katanya. Sementara itu, untuk kredit bermasalah (NPL/non performing loan) pada Januari 2008 mencapai 4,82 persen untuk brutonya, dan 2,82 untuk netonya. Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan, penurunan krediit pada awal-awal tahun merupakan pola musiman. "Ini karena permintaan di awal tahun biasanya masih rendah sehingga para pengusaha tidak menggunakan fasilitas kredit untuk usaha mereka," katanya. Namun demikian, menurut dia untuk tahun 2008 pihaknya belum bisa menganalisa penurunan tersebut. "Apakah ini pola musiman biasa atau disebabkan faktor-faktor lainnya, kita belum tahu," katanya. Wakil Direktur Utama Bank Internasional Indonesia (BII) Sukatmo Padmosukarso mengatakan penurunan kredit di awal tahun merupakan pola musiman biasa. "Biasanya semester II kredit akan terus meningkat," katanya. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008