Palu (ANTARA News) - Seratusan perempuan di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu malam, menggelar aksi menyalakan obor memperingati Hari Perempuan Internasional. Aksi obor yang menyimbolkan kebangkitan melawan "penindasan" yang memiskinkan rakyat, utamanya diikuti oleh kaum perempuan dan anak-anak, berlangsung di Bundaran Hasanuddin Palu. Peserta aksi yang diikuti aktivis perempuan dan ibu rumah tangga yang tergabung dalam "Serikat Perempuan Lembah Palu (SPLP)" ini juga membagi-bagikan bunga kepada pengguna jalan yang melintas. Bunga bermakna pembebasan perempuan dari segala bentuk kekerasan, seperti kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, pemerkosaan, dan perdagangan perempuan (trafficking). Massa SPLP juga menyuarakan kegagalan pemerintah mengendalikan harga berbagai kebutuhan pokok, seperti minyak goreng, gas elpiji, beras, dan tepung terigu. Selain itu, mereka mendesak pencabutan Peraturaan Pemerintah No.2 Tahun 2008 mengenai ruang pemanfaatan kawasan hutan untuk pembangunan non-kehutanan. "Penyiksaan tenaga kerja wanita di luar negeri juga harus dihentikan," pinta Jerna, Sekretaris Wilayah Koalisi Perempuan Indonesia Sulteng dalam orasinya. Aksi kaum perempuan di "jantung" kota Palu ini sempat membuat arus lalulintas melaju pelan, namun tidak sampai macet total. Alunan musik gimba, gendang khas Suku Kaili, ikut meramaikan aksi peringatan hari perempuan internasional yang jatuh setiap tanggal 8 Maret tahun berjalan.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008